Post by delland on Aug 22, 2018 6:50:51 GMT
Nama : Della Nuari
Tema : “ Generasi Emas di Indonesia di tahun 2045 “
Subtema : “Attitude”
Mengenai Indonesia Emas muncul di ruang publik ketika M. Nuh selaku Mendikbud kala itu, memberikan sambutan di peringatan Hardiknas tahun 2012 tentang ’bangkitnya generasi emas’. Indonesia Emas 2045 berkaitan dengan kondisi Indonesia pada saat usia 100 tahun. Di mana banyak pengamat memprediksi bahwa pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara maju, mampu bersaing dengan negara-negara lain, serta terlepas dari persoalan-persoalan klasik, seperti kemiskinan, pengangguran, kesenjangan ekonomi, korupsi, dan intoleransi. Disini saya akan membahas tentang pendidikan melalui attitude untuk mendukung generasi emas 2045.
Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting di dalam kehidupan salah satu contohnya di dunia perkuliahan. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya dengan efek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antarkelompok.
Kita telah mengetahui bahwa orang dalam berhubungan dengan orang lain tidak hanya berbuat begitu saja, tetapi juga menyadari perbuatan yang dilakukan dan menyadari pula situasi yang ada sangkut pautnya dengan perbuatan itu. Kesadaran ini tidak hanya mengenai tingkah laku yang sudah terjadi, tetapi juga tingkah laku yang mungkin akan terjadi. Kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi inilah yang dinamika SIKAP. Jadi sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang.
Tujuan penulisan ini untuk membantu individu memahami dunia, yang membawa keteraturan terhadap bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti, dan ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, mengetahui lebih dalam tentang attitude. Attitude itu di dalam dunia perkuliahan sangat penting. Menurut saya attitude itu segalanya. Cukup banyak yang mengeluhkan sikap orang-orang yang merasa dirinya hebat. Mereka mengira bahwa dengan ijasah dari perguruan tinggi kelas atas bisa menembus segala-galanya. Malah sebaliknya, sikap buruk seringkali menjatuhkan nilai orang-orang cerdas dan berbakat. Artinya, perusahaan sama sekali tidak tertarik kepada orang pintar yang attitude-nya buruk. Oleh karena itu, orang yang attitudenya lebih baik, lebih disukai daripada orang cerdas yang sikapnya buruk.
Contohnya adalah di dalam dunia perkuliahan di perguruan tinggi. seorang dosen yang berprinsip bahwa segala sesuatunya harus jadi uang, barangkali akan bersikap transaksional terhadap institusinya. Sikap ini dicerminkan dalam tindakan-tindakannya semisal memprioritaskan kuantitas pengajaran daripada kualitas pengajaran. Dosen ini akan mengajar tidak sepenuh hati. kurang memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk bertanya, berargumen, atau berdiskusi mengenai mata kuliah yang diajarkannya. yang penting dia sudah mengisi jam kuliah kepada mahasiswa, tidak lebih.
Sebaliknya, dosen yang memiliki filter nilai bahwa mengajar itu merupakan bentuk pengabdian kepada institusi, berupa pemberian ilmu dan manfaatnya kepada para mahasiswa, serta berprinsip bahwa kewajiban manusia adalah berikhtiar, kalau dia seorang dosen melalui transfer ilmu untuk menjemput rezekinya yang telah diatur dan ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa, akan bersikap lebih baik mementingkan kualitas pengajaran dan secara otomatis berdampak pada kuantitas pengajaran yang dipersyaratkan. Dosen ini akan merefleksikan sikapnya dalam tindakan-tindakannya untuk membuka ruang bertanya, berargumentasi, berdiskusi, dan sebagainya. Intinya, dosen mengajar dengan sepenuh hatinya.
Sikap yang dimiliki para mahasiswa pun bisa berbeda, bergantung pada nilai yang ada pada dirinya. Ada yang berprinsip bahwa kuliah hanya untuk memenuhi keinginan orangtuanya, sehingga sikap negatifnya adalah acuh tak acuh saja terhadap perkuliahan, karena kuliah bukan keinginannya. Mahasiswa yang bersikap positif dengan belajar sungguh-sungguh demi pengabdian yang tulus pada orangtuanya. Ada yang menyatakan bahwa dengan mengikuti kuliah akan memberikan bekal untuk sukses ketika menjadi profesional pada industri-industri. Atau ada yang hanya bersikap hura-hura, hidup glamor, dan lain-lain. Kuliah hanya mencari status sebagai mahasiswa saja.
Selanjutnya mahasiswa harus berperilaku kreatif dan kritis. mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas yang sifatnya divergen, yang ditandai dengan adanya ketertarikan untuk berdiskusi, mampu menyelesaikan masalah, mampu menyelesaikan tugas, mampu bekerjasama, dan mampu menyelesaikan persoalan yang bersifat menantang.
Selain itu, mahasiswa juga harus mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Dilihat dari sudut pribadi, mahasiswa diharapkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya yang ditandai dengan disiplin dan daya juang yang tinggi. Dilihat dari aspek produk, mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan karya/produk (baik konsep maupun benda) yang inovatif dan ditandai kebaruan, kemenarikan, dan kemanfaatan.
Selain itu para mahasiswa harus tau bagaimana caranya bersikap yang baik dan sopan kepada dosen, kepada staf diperkuliahan, kepada kakak kelasnya dan kepada teman sebayanya. Bila bertemu dengan orang yang lebih tua ataupun dengan sebaya atau bahkan dengan yang lebih muda ada baiknya kita tersenyum dan bertegur sapa. Lalu kita harus banyak bersosialisasi dengan orang-orang di kampus dengan cara bergabung dalam kegiatan kampus.
Dapat disimpulkan dari makalah ini adalah perilaku mahasiswa di kampus harus diperbaiki demi menyongsong generasi emas 2045 untuk indonesia yang lebih baik kedepannya. Alangkah baiknya jika kita selalu berperilaku positif di lingkungan kampus karena kita tahu perilaku negative itu tidak ada gunanya. Mahasiswa adalah penerus bangsa maka dari itu mahasiswa harus mejadi seseorang yang berintelektual dan memiliki etika yang baik agar bisa bermanfaat di lingkungan masyarakat.
Begitu penting sikap ini, sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan yang dipahami akan sia-sia saja manakala seseorang memiliki sikap yang negatif. Artinya suatu institusi pendidikan yang hanya memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada peserta didik tanpa dibarengi dengan pendidikan sikap yang baik, maka dipastikan hanya akan melahirkan manusia-manusia yang pintar dari segi logika-matematika. Akan tetapi mahasiswa mungkin kurang dalam pemahaman tentang norma-norma agama dan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran sebagai nilai dari sikap yang positif.
#PKKMBTPUNJ2018_3
#PKKMBTPUNJ2018_3