Post by Siti Sofiah on Aug 24, 2018 6:50:02 GMT
Tema : Generasi Emas Indonesia di Tahun 2045 (communication)
Nama : Siti Sofiah
Nama : Siti Sofiah
PENTINGNYA KOMUNIKASI DEMI TERWUJUDNYA GENERASI EMAS INDONESIA DI TAHUN 2045
Secara umum setiap manusia yang hidup dalam masyarakat, akan terlibat dengan yang namanya komunikasi. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Keberadaan komunikasi didalam kehidupan ini sangatlah penting. Karena dengan adanya komunikasi, kita bisa membentuk sebuah relasi dengan individu maupun kelompok lainnya, sehingga relasi tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sosial yang pasti dimiliki oleh masyarakat. Selain memiliki relasi, komunikasi juga bisa mewujudkan generasi emas Indonesia yang aktif. Komunikasi itu merupakan sebuah proses untuk menyampaikan maksud atau pesan yang menjadi tujuan kita kepada orang lain. Sehingga, jika manusia ingin menyampaikan apa yang ia maksudkan, ia harus berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya kita bisa memahami seseorang melalui komunikasi. Profesor Wilbur Schram menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. (Schramm, 1988). Dengan demikian bahwa komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat. Sehingga, keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi. Sedangkan, Generasi Emas merupakan generasi yang diharapkan menjadi perintis perubahan dalam membentuk kehidupan dan peradaban bangsa yang lebih baik. Generasi emas yang dicita-citakan ini adalah generasi yang bermodalkan kecerdasan komprehensif, yakni produktif, inovatif, interaksi sosial yang baik, dan berperadaban unggul.
Saat Indonesia genap berusia 100 tahun, menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana dan gagasan tentang Generasi Emas 2045. Istilah ini digaungkan tanpa sebab, pasalnya ada satu harta karun yang sejatinya bisa menjadi modal untuk kelangsungan bangsa dan negara ini kedepannya, bernama bonus demografi. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045. Demi terwujudnya generasi emas di tahun 2045, kita sebagai masyarakat Indonesia harus ikut berpartisipasi dalam terbentuknya komunikasi yang penting untuk diterapkan. Partisipasi dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan generasi emas berkarakter. Adioetomo (2005) menambahkan bahwa efek negative pascabonus demografi adalah meledaknya jumlah penduduk usia tua, sementara transisi usia muda menjadi usia produktif belum sempurna yang menyebabkan pembengkakan jaminan sosial dan pensiunan sehingga terjadi stagnasi dalam perekonomian nasional karena tabungan dari usia produkif dialihkan sebagai dana talangan untuk membiayai jaminan social dan pensiun. Padahal hingga saat ini Indonesia masih didera berbagai masalah yang belum terselesaikan dengan tuntas misalnya: korupsi yang makin merajalela, kemiskinan, kualitas pendidikan,dan permasalahan social seperti konflik horizontal antarmasyarakat, peredaran narkoba, terorism, kekerasan sosial, dan berbagai bentuk kriminal lainnya. Jika Indonesia gagal menggarap dan menyiapkan generasi emas 2045, tingkat kriminalitas dan kekacauan akan meningkat karena pelaku dari kriminal tersebut biasanya penduduk usia produktif.
Kiat-kiat lain yang harus dilakukan pemerintah dalam upaya percepatan terciptanya generasi emas adalah mengembangkan pembelajaran berkualitas, mulai dari komponen pendidikan dan kependidikan yakni komponen kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana prasarananya. Kurikulum tidak hanya menekankan pada aspek kognitif tetapi harus memasukkan pentingnya pendidikan karakter. Dari beberapa aspek diatas mulai dari pendidikan dan lainnya untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045 yang paling menonjol dan aspek yang paling memengaruhi dari seluruh aspek terwujudnya Generasi Emas Indonesia yaitu komunikasi, seperti bertukar informasi, menerapkan sebuah peraturan, memahami karakter seseorang, menyelesaikan suatu konflik, pembentuk hubungan, mengambil keputusan, menciptakan kepuasan kerja, meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan motivasi. komunikasi penting dalam kehidupan manusia. Mulai dari masa lalu dengan menggunakan lambang atau simbol, sampai adanya satelit yang menghubungkan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Begitupun dalam pekerjaan tidak lepas dari komunikasi untuk mencapai karir yang lebih baik lagi. Oleh sebab itu, komunikasi tetap ada dan dilakukan oleh setiap manusia baik dengan non verbal maupun verbal.
#PKKMBTPUNJ2018_3
Saat Indonesia genap berusia 100 tahun, menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana dan gagasan tentang Generasi Emas 2045. Istilah ini digaungkan tanpa sebab, pasalnya ada satu harta karun yang sejatinya bisa menjadi modal untuk kelangsungan bangsa dan negara ini kedepannya, bernama bonus demografi. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045. Demi terwujudnya generasi emas di tahun 2045, kita sebagai masyarakat Indonesia harus ikut berpartisipasi dalam terbentuknya komunikasi yang penting untuk diterapkan. Partisipasi dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan generasi emas berkarakter. Adioetomo (2005) menambahkan bahwa efek negative pascabonus demografi adalah meledaknya jumlah penduduk usia tua, sementara transisi usia muda menjadi usia produktif belum sempurna yang menyebabkan pembengkakan jaminan sosial dan pensiunan sehingga terjadi stagnasi dalam perekonomian nasional karena tabungan dari usia produkif dialihkan sebagai dana talangan untuk membiayai jaminan social dan pensiun. Padahal hingga saat ini Indonesia masih didera berbagai masalah yang belum terselesaikan dengan tuntas misalnya: korupsi yang makin merajalela, kemiskinan, kualitas pendidikan,dan permasalahan social seperti konflik horizontal antarmasyarakat, peredaran narkoba, terorism, kekerasan sosial, dan berbagai bentuk kriminal lainnya. Jika Indonesia gagal menggarap dan menyiapkan generasi emas 2045, tingkat kriminalitas dan kekacauan akan meningkat karena pelaku dari kriminal tersebut biasanya penduduk usia produktif.
Kiat-kiat lain yang harus dilakukan pemerintah dalam upaya percepatan terciptanya generasi emas adalah mengembangkan pembelajaran berkualitas, mulai dari komponen pendidikan dan kependidikan yakni komponen kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana prasarananya. Kurikulum tidak hanya menekankan pada aspek kognitif tetapi harus memasukkan pentingnya pendidikan karakter. Dari beberapa aspek diatas mulai dari pendidikan dan lainnya untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045 yang paling menonjol dan aspek yang paling memengaruhi dari seluruh aspek terwujudnya Generasi Emas Indonesia yaitu komunikasi, seperti bertukar informasi, menerapkan sebuah peraturan, memahami karakter seseorang, menyelesaikan suatu konflik, pembentuk hubungan, mengambil keputusan, menciptakan kepuasan kerja, meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan motivasi. komunikasi penting dalam kehidupan manusia. Mulai dari masa lalu dengan menggunakan lambang atau simbol, sampai adanya satelit yang menghubungkan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Begitupun dalam pekerjaan tidak lepas dari komunikasi untuk mencapai karir yang lebih baik lagi. Oleh sebab itu, komunikasi tetap ada dan dilakukan oleh setiap manusia baik dengan non verbal maupun verbal.
#PKKMBTPUNJ2018_3