Post by nurulazkiyaa on Aug 24, 2018 8:33:55 GMT
"Pendidikan Karakter Untuk Generasi Emas Indonesia"
Apa Itu Attitude? Attitude berasal dari istilah bahasa Inggris yang berarti etika. Etika juga bisa brarti sikap dalam bahasa Indonesia. Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Hal yang biasa di sebut oleh bahasa kerennya ini attitude adalah suatu komponen dalam diri manusia yang harus di jaga, karena dapat menyebabkan suatu perpecahan / konflik apabila kita tidak dapat menjaganya.
Dalam dunia pendidikan. Pendidikan berkarakter sudah mulai menjadi perbincangan hangat di masyarakat Terhitung 2010 yang lalu, pendidikan karakter telah dicanangkan untuk dijadikan gerakan nasional di seluruh tingkat pendidikan yaitu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sampai dengan perguruan tinggi. Mentri Pendidikan Nasional (MENDIKNAS) saat itu mengeluarkan PERMENDIKNAS (Peraturan Mentri Pendidikan Nasional) tentang pendidikan karakter. Ada 18 nilai budaya dan karakter bangsa yang seharusnya ditanamkan pada peserta didik. 18 nilai budaya dan karakter bangsa itu mencakup Jujur, religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat (komunikatif), cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Karakter dalam KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia, Depdiknas: 623) berarti watak, tabiat, akhlak atau budi pekerti. Krisis dari moral dan akhlak inilah yang akan diberi hantaman secara perlahan oleh pendidikan karakter ini. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tersebut akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran hingga tercapai dari tujuan pendidikan karakter itu sendiri, siswa tidak hanya pintar melainkan juga berkarakter (berkepribadian yang baik). Diharapkan dengan adanya pendidikan karakter ini dapat membantu dalam mengembalikan sejatinya moralitas bangsa secara bertahap. Akan lahir generasi-generasi yang mampu menempatkan hak dan kewajiban sesuai dengan tempatnya
Dalam UU (Undang-undang) Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) no. 20 tahun 2003, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dalam hal mencerdaskan anak bangsa, harus dapat sejalan dengan membentuk kepribadian dan watak anak.
Dalam mengajarkan pendidikan karakter tersebut, guru harus bisa memainkan 3 peran yaitu, pemberi perhatian, panutan, dan sekaligus pembimbing bagi peserta didik. Pendidikan karakter bukanlah sebuah mata pelajaran tambahan. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang terdiri dari 18 tersebut yang akan diintegrasikan kepada siswa melalui mata pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.Guru juga turut mengidentifikasikan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tersebut yang terdapat pada mata pelajaran yang diampu. Maka dari itu, guru harus mampu merancang rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter, Silabus berbasis karakter, dan bahan ajar berbasis karakter. Sebenarnya, peran yang sangat berpengaruh disini bukan oleh guru saja, melainkan peran langsung orang tua dan faktor lingkungan yang mendukung. Harus ada campur tangan dari berbagai pihak sehingga dapat terlaksanannya pendidikan karakter ini.
Seberapah pentingkah pendidikan karakter ini harus diterapkan? Mengapa penting? Ini semata-mata karena persoalan budaya
dan karakter bangsa. Kriminalitas yang tinggi setiap harinya, kerusakan lingkungan ulah tangan manusia, kehidupan ekonomi yang naik turun, dan kehidupan politik yang tidak lagi produktif. Penyebabnya karena belum mengerti dan belum dihayatinya nilai-nilai pancasila, pergeseran nilai etika dalam semangat nasionalisme dan patriotisme, serta pudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa. Suksesnya pendidikan karakter ini nanti akan berdampak kepada bangsa sendiri, akan terlihat bangsa yang kuat dan berwibawa. Demi kelancaran program pemerintah khususnya bidang pendidikan yaitu pendidikan karakter ini, diperlukan kerja sama dari semua pihak untuk suksesnya program ini. Baik peran orang tua, keluarga, guru dan lingkungan di sekitar.
Dalam dunia pendidikan. Pendidikan berkarakter sudah mulai menjadi perbincangan hangat di masyarakat Terhitung 2010 yang lalu, pendidikan karakter telah dicanangkan untuk dijadikan gerakan nasional di seluruh tingkat pendidikan yaitu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sampai dengan perguruan tinggi. Mentri Pendidikan Nasional (MENDIKNAS) saat itu mengeluarkan PERMENDIKNAS (Peraturan Mentri Pendidikan Nasional) tentang pendidikan karakter. Ada 18 nilai budaya dan karakter bangsa yang seharusnya ditanamkan pada peserta didik. 18 nilai budaya dan karakter bangsa itu mencakup Jujur, religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat (komunikatif), cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Karakter dalam KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia, Depdiknas: 623) berarti watak, tabiat, akhlak atau budi pekerti. Krisis dari moral dan akhlak inilah yang akan diberi hantaman secara perlahan oleh pendidikan karakter ini. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tersebut akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran hingga tercapai dari tujuan pendidikan karakter itu sendiri, siswa tidak hanya pintar melainkan juga berkarakter (berkepribadian yang baik). Diharapkan dengan adanya pendidikan karakter ini dapat membantu dalam mengembalikan sejatinya moralitas bangsa secara bertahap. Akan lahir generasi-generasi yang mampu menempatkan hak dan kewajiban sesuai dengan tempatnya
Dalam UU (Undang-undang) Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) no. 20 tahun 2003, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dalam hal mencerdaskan anak bangsa, harus dapat sejalan dengan membentuk kepribadian dan watak anak.
Dalam mengajarkan pendidikan karakter tersebut, guru harus bisa memainkan 3 peran yaitu, pemberi perhatian, panutan, dan sekaligus pembimbing bagi peserta didik. Pendidikan karakter bukanlah sebuah mata pelajaran tambahan. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang terdiri dari 18 tersebut yang akan diintegrasikan kepada siswa melalui mata pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.Guru juga turut mengidentifikasikan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tersebut yang terdapat pada mata pelajaran yang diampu. Maka dari itu, guru harus mampu merancang rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter, Silabus berbasis karakter, dan bahan ajar berbasis karakter. Sebenarnya, peran yang sangat berpengaruh disini bukan oleh guru saja, melainkan peran langsung orang tua dan faktor lingkungan yang mendukung. Harus ada campur tangan dari berbagai pihak sehingga dapat terlaksanannya pendidikan karakter ini.
Seberapah pentingkah pendidikan karakter ini harus diterapkan? Mengapa penting? Ini semata-mata karena persoalan budaya
dan karakter bangsa. Kriminalitas yang tinggi setiap harinya, kerusakan lingkungan ulah tangan manusia, kehidupan ekonomi yang naik turun, dan kehidupan politik yang tidak lagi produktif. Penyebabnya karena belum mengerti dan belum dihayatinya nilai-nilai pancasila, pergeseran nilai etika dalam semangat nasionalisme dan patriotisme, serta pudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa. Suksesnya pendidikan karakter ini nanti akan berdampak kepada bangsa sendiri, akan terlihat bangsa yang kuat dan berwibawa. Demi kelancaran program pemerintah khususnya bidang pendidikan yaitu pendidikan karakter ini, diperlukan kerja sama dari semua pihak untuk suksesnya program ini. Baik peran orang tua, keluarga, guru dan lingkungan di sekitar.
Bahkan dalam kurikulum 2013. Diberlakukan syarat kelulusan mutlak siswa dan siswinya adalah yang memiliki akhlak bagus. Guru yang mempunyai wewenang meluluskan anak didikannya yang telah diajarkannya selama ini. Mereka, para guru memantau perkembangan siswa-siswinya. Apabila siswa-siswinya memiliki nilai ujian nasional bagus namun memiliki akhlak yang tidak bagus. Maka, para guru bisa saja tidak meluluskan anak didiknya tersebut. Walaupun nilai akhir dari siswa-siswi nya bagus. Sebegitu pentingnya peran karakter dalam bidang manapun.
Saya sebagai mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia pendidikan memahami sekali bawasannya pendidikan tidak harus melulu membuat anak yang didiknya menjadi pandai tetapi juga mendidikan kepribadian dan watak menjadi baik. Apalagi, saat ini. Indonesia mengalami krisis akhlak dan etika. Kita harus saling mendukung terus dalam membangun pendidikan berkarakter. Sehingga dapat menciptakan anak emas kebanggaan bangsa di masa yang akan datang.
#PKKMBTPUNJ2018_3