Post by saisyahss on Aug 24, 2018 9:44:05 GMT
Generasi Emas Indonesia di Tahun 2045
Subtema : Creative
Generasi EMAS tahun 2045 adalah suatu generasi ideal yang mampu menjadi lokomotif (penggerak/pendorong) pembangunan masyarakat dan bangsa untuk lepas dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. EMAS sendiri berarti Energik, Multitalenta, Aktif, dan Spriritual. Diharapkan pada tahun 2045 pada usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia, maka itulah yang menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana dan gagasan tentang Generasi Emas 2045. Istilah ini digaungkan tanpa sebab, pasalnya ada satu harta karun yang sejatinya bisa menjadi modal untuk kelangsungan bangsa dan negara ini kedepannya, bernama bonus demografi. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045. Cita-cita tersebut akan terwujud jika didukung oleh semua komponen bangsa dengan bersatu, bergotongroyong, bekerja keras, dan bekerja cerdas. Lalu, bagaimana keadaan Indonesia saat ini? Dan, Hal apakah yang harus dibenahi menuju Generasi EMAS tahun 2045 nanti?
Indonesia merupakan negara yang berpotensi untuk menjadi negera yang maju. Sayangnya, Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi yang tersedia. Negeri ini dipenuhi banyak paradoks, sebagaimana dikutip dari pidato Bacharuddin Jusuf Habibie pada Silaknas di Kendari 2011 disebutkan bahwa Indonesia itu kaya namun miskin (kekayaan suber daya alam yang melimpah, namun minim penghasilan), Indonesia itu besar tapi kerdil (wilayah dan penduduk besar, namun minim daya saing dan produktivitas). Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa Indonesia belum mampu mengelola sumber daya alam dengan baik dan belum berpikir secara kreatif. Untuk itu, kreatifitas sangatlah penting dalam mewujudkan Generasi Emas tahun 2045 nanti. Lalu, apa artian dari kreatif? Kreatif ialah banyak akal, mampu menangkap peluang, mengatasi permasalahan dengan banyak pilihan. Banyak akal itu termasuk kreatif, di saat kita sedang terpojok pada suatu keadaaan, kita dapat melewati masa itu dengan jalan keluar yang bervariasi. Lalu, menangkap peluang, mengapa ini dikatakan kreatif? Misal, saat kita melihat suatu kondisi di mana di daerah tersebut sedang membutuhkan bahan atau alat yang dapat membantu mereka meringankan pekerjaannya, seperti kebutuhan sembako di daerah – daerah terpencil yang dapat dikatakan rakyatnya makmur dan di daerah tersebut tidak ada toko atau pasar yang dekat dengan tempat tinggal mereka, sehingga adanya pasar sembako sangat dibutuhkan. Lalu, mengatasi masalah dengan banyak pilihan. Seperti kata pepatah yang menyebutkan, tak ada kayu rotan pun jadi. Nahh, dalam mengatasi masalah pun kita harus dapat mengelola bahan atau alat yang dapat menggantikan fungsi dari bahan atau alat yang sama kegunaannya tapi tidak ada di daerah tersebut. Dengan adanya komponen – komponen tersebut, terbukti bahwa berpikir kreatif dapat mendukung Indonesia menuju Generasi EMAS di Tahun 2045. Selain itu, berpikir kreatif bisa dibantu dengan pendidikan. Mengapa demikian? Pendidikan adalah pondasi utama yang menjadi dasar dalam suatu negara dan pada masanya nanti, pendidikan akan mengalami transformasi yang bisa dikatakan sangatlah berubah drastis seperti perubahan secara sistematis dalam dunia pendidikan. Lalu, pada tahun 2045 nanti, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045. Angka 70% yang menunjukkan usia produktif di usia 15-64 tahun ini menjadi alasannya juga, yang di mana pada usia 15-25 tahun menjadi puncak bagi segelintir orang yang menuntut ilmu. Maka dari itu, menciptakan pendidikan yang kreatif bisa menjadi dukungan menuju Generasi EMAS di tahun 2045. Bagaimana cara mewujudkan pendidikan yang kreatif tersebut? Untuk mempersiapkan generasi masa depan yang kreatif, kita perlu memiliki insan yang mampu bekerja sama dalam tim, memecahkan masalah sehari-hari, berpikir kritis, menguasai teknologi, serta mampu berkomunikasi dengan efektif. Selain kemampuan akademis, dunia pendidikan dituntut mampu menyiapkan manusia yang mempunyai kemampuan belajar, beradaptasi, dan berinovasi. Dan guru berperan sebagai pendorong dan fasilitator agar siswa bisa sukses dalam kehidupan.
Dalam menanggapi era Indonesia Emas 2045, diperlukan strategi yang lebih membangun lagi untuk terwujudnya pendidikan yang berkualitas, berkembang, dan kreatif agar pada tahun berikutnya Indonesia dapat mengubah mutu pendidikan yang awalnya dipandang rendah menjadi pendidikan yang berkualitas. Strategi tersebut berupa peningkatan kapasitas dan komitmen seluruh warga sekolah, termasuk masyarakat dan orangtua siswa, mengembangkan model program pemberdayaan sekolah, memunculkan kader pendidik yang berkualitas dan benar-benar mampu membimbing siswa. Serta peran baru pendidikan harus diikuti dengan profesionalisme guru, yang kunci utamanya terletak pada guru dan pendidikan guru yang bermutu. Dan kembali lagi, semua penjabaran ini bergantung pada sumber daya manusia terkhusus bagi pemuda – pemuda yang dituntut untuk berpikir kreatif. Apabila, sumber daya manusianya lemah (dalam artian kurang kreatifitas dan malas berpikir) itu dapat menjadi suatu hambatan menuju Generasi Emas di Tahun 2045 nanti.
Nama : Siti Aisyah
#PKKMBTPUNJ_3