Post by hanifah2 on Aug 24, 2018 14:34:35 GMT
GENERASI EMAS INDONESIA DI 2045
ESSAY TP.docx (19.45 KB)GENERASI EMAS INDONESIA DI 2045
1. Abstraksi
Di perkirakan pada tahun 2020-2035 Indonesia akan mengalami masa dimana usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tua atau disebut dengan bonus demografi. Usia produktif meliputi usia 30-45 tahun. Orang-orang inilah yang nantinya akan menjadi pemegang pemerintahan dan roda kehidupan Indonesia. Dan merekalah yang akan menyongsong Generasi Emas Indonesia. Generasi emas adalah generasi yang mempunyai keterampilan pada abad tersebut, yaitu insa yang berkarakter, berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, kolaboratif, dan kompetitif. Menyiapkan generasi emas pada abad tersebut merupakan sesuatu yang rumit. Berbagai tantangan yang harus dihadapi seperti globalisasi, teknologi, kompetisi internasional, perubahan pasar, tantangan lingkungan, dan politik internasional. Upaya pemerintah dalam membangun generasi emas dengan pembangunan dibidang pendidikan, diantaranya dengan melakukan penyempurnaan kurikulum dan peningkatan profesionalisme guru. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat dibutuhkan terutama bagi kehidupan siswa ataupun mahasiswa.
2. Isi
Menurut chance:1986, berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis fakta yang ada kemudian membuat beberapa gagasan dan mempertahankan gagasan tersebut kemudian membuat perbandingan. Dengan membuat beberapa perbandingan kita bisa menarik kesimpulan dan membuat solusi atas masalah yang ada. Berpikir kritis dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dapat mengembangkan pola berpikir secara kritis di dalam bidang pendidikan yaitu mecahkan masalah bisa dalam hal materi pembelajaran, selalu mencari tahu apa saja yang belum diketahui lebih detail atau sekedar ingin tahu saja agar dapat pengetahuan baru, menganalisa, dan mengevaluasi informasi. Dalam penerapan kurikulum di sekolah yang baru, saat memasuki materi baru yang akan dipelajari, guru tidak akan menjelaskan terlebih dahulu materi tersebut lebih luas tetapi sebaliknya, guru akan memberi tugas anak muridnya untuk mencari tahun lebih detail mengenai materi tersebut, lalu menjelaskannya kepada teman-temannya. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, guru akan menjelaskan sampai habis kepada muridnya baru mereka diberi tugas. Dengan begitu tidak akan membuat pola pikir mereka lebih luas dan belum tentu mayoritas dari mereka paham dengan apa yang dijelaskan gurunya. Saat mereka diberi tugas untuk mencari materi tersebut maka akan lebih luas cara berpikir mereka. Dengan menerapkan cara tersebut di pembelajaran di sekolah terlebih dahulu, saat mereka memasuki dunia perkuliahan dan akan merasa terbiasa dengan cara pembelajaran di kampus yang memaksa kita untuk berpikir lebih kritis dan kreatif. Di dunia perkuliahan apabila ingin meningkatkan cara berpikir dan kreatifitas kita juga bisa dengan mengikuti organisasi yang ada dan tentunya akan sangat berguna untuk bekal memasuki dunia kerja yang sangat berbeda dengan dunia kampus. Saat kerja tentunya kita akan menghadapi tentangan yang lebih berat dibandingkan di dunia perkuliahan. Dimana kita harus memecahkan segala masalah yang selalu datang, saat kita sudah selesai menyelesaikan satu masalah, masalah lain akan datang seakan tidak pernah habis. Selain itu kita juga mencari tahu segala sesuatu yang baru seakan berkembangnya zaman, menganalisis suatu hal yang baru, mengevaluasi setiap masalah yang pernah dihadapi agar tidak terulang dimasa yang akan datang. Di dunia pekerjaan, dapat menetukan kita apakah kita bisa membangun negara dengan mengikuti perkembangan zaman yang sangat cepat. Saat kita memasuki masa-masa tersebut, kita harus bisa mengikuti perkembangan zaman yang menuntut seseorang agar berpikir lebih kritis dan kreatif. Apabila Indonesia tidak bisa mengikutinya maka akan terbelakang dengan negara-negara lain. Cara yang sangat tepat agar kita dapat mengembangkan pola berpikir kita adalah membiasakan diri untuk mencari tahu suatu hal yang baru agar kita tidak tertinggal, melakukan debat ringan agar dapat mengasah kemampuan berargumen kita. Berdasarkan berbagai hasil penelitian, keterampilan berpikir kritis dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran. Namun demikian, tidak semua model pembelajaran secara otomatis dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hanya model pembelajaran tertentu yang akan meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, paling tidak mengandung tiga proses, yakni (a) penguasaan materi, (b)internalisasi, dan (c) transfer materi pada kasus yang berbeda
3. Penutup
Para guru perlu melakukan refleksi tentang cara mengajar mereka dalam mempersiapkan para siswa untuk dapat mempertahankan eksistensinya. Mereka tidak boleh berdiam diri saja. Karena, para pemuda ini kelak akan menjadi orang dewasa, akan menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan dan permasalahan. Siswa ini yang akan menjadi pemimpin di masa depan, mesti dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dan permasalahan hidup. Tantangan dan permasalahan inilah yang akan dihadapi oleh ‘pemikir’. Ilmu pengetahuan adalah sistem berpikir tentang dunia empiris. Oleh karena itu pembelajaran perlu mengembangkan kemampuan berpikir rasional tentang dunia empiris. Dari sisi taksonomi berpikir, maka guruan-pembelajaran berarti mendidik berpikir pada tingkat kognitif tertentu. . Penguasaan siswa atas materi, dapat cepat atau lambat dan dapat dalam atau dangkal. Kecepatan atau kelambatan dan kedalaman atau kedangkalan penguasaan materi dari siswa sangat tergantung pada cara guru melaksanakan proses pembelajaran; termasuk dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran yang dipelajari. Internalisasi merupakan proses pengaplikasian materi yang sudah dikuasai dalam frekuensi tertentu, sehingga apa yang telah dikuasai, secara pelan-pelan terpateri pada diri siswa, dan jika diperlukan akan muncul secara otomatis. Mengaplikasikan suatu pengetahuan yang dikuasai amat penting artinya bagi pengembangan kerangka pikir. Akan lebih penting lagi apabila aplikasi dilakukan pada berbagai kasus atau konteks yang berbeda. Sehingga terjadi proses transfer of learning, dengan transfer of learning akan terjadi proses penguatan critical thinking.
Nama: Hanifah Muslimah