Post by yosuaatps on Aug 13, 2017 17:55:08 GMT
Nama : Yosua Andika Tri Putra
Generasi Millenial : Motor Pergerakan Bangsa
Lahir pada era teknologi canggih, dengan segala akses hampir ke seluruh penjuru dunia, tentunya membuat mereka terlihat modern bukan? Diabad 21 ini, kecanggihan teknologi dengan segala penemuan, dan inovasi-inovasi kreatif rasanya sudah tidak terbendung lagi. Transaksi online, berita online, media sosial, bahkan belajar online sudah menjadi hal yang wajar dalam keseharian ini. Kebiasaan dan ciri-ciri tersebut rasanya cocok dikalungkan pada sebuah kelompok masyarakat yang lahir pada rentang tahun 1980-an sampai 2000-an. Orang orang yang lahir pada rentang tahun tersebut dikenal dengan istilah “Generasi Y” atau sekarang ini akrab dipanggil “Generasi Millenial”. lantas apakah yang dimaksud dengan generasi millenial tersebut?
Secara sederhana, Generasi Millenial adalah sekelompok orang-orang yang lahir pada era dimana teknologi sudah hadir, dan masa dimana suatu peradaban sedang melakukan modernisasi. Lantas siapakah yang dapat dikelompokkan ke dalam generasi ini? Para ahli memiliki versinya masing-masing terkait pengelompokan tersebut. Tetapi mengacu pada informasi sebelumnya dan dari definisi di atas, dapat dikatakan orang-orang yang lahir pada rentang tahun 1980-an sampai 2000 awal cocok dikatakan sebagai generasi millenial.
Secara umum mereka memiliki ciri-ciri : sudah melek teknologi, selalu terhubung dengan internet, memiliki rasa penasaran yang tinggi, semangat tinggi, serta cenderung banyak berkreasi dibanding pendahulunya. Dilihat dari segi teknologi generasi ini memiliki ciri-ciri khusus yaitu : penguasaan iptek yang tinggi, intensitas dengan internet yang besar, dan yang paling khas adalah kedekatan mereka dengan gadgetnya. Khusus pada ciri yang terakhir, titik ekstrimnya adalah ketika gadget benar-benar sangat sulit untuk dilepas. Dimana alat canggih tersebut benar-benar menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan mereka. Segala aktifitas banyak dilakukan melalui alat tersebut, seperti transaksi, membaca berita, menonton film, bahkan hanya sekedar melihat timeline di sosial medianya.
Sedikit fenomena yang terlihat, dimana saat dimeja makan masing-masing mereka fokus pada gadgetnya. Ketika sedang silaturahmi atau sekedar berkumpul dengan teman, mereka masih saja sibuk dengan gadgetnya. Ketika sedang berjalan pun masih saja berfokus pada gadgetnya. Bahkan pada acara-acara penting tertentu, gadgetnya tetap menjadi prioritas. Disini jelas terlihat dimana gadget memiliki aura tersendiri pada era ini. Mereka seolah-olah peduli terhadap sekitar dengan mencoba mendekatkan sesuatu yang jauh, tetapi sesungguhnya mereka sedang menjauhkan yang dekat. Tidak jarang saat ini mereka banyak menjadi korban dari kecanggihan teknologi itu sendiri. Ketidakbisaan mereka mengontrol akses internet yang cepat justru menjadi bumerang bagi mereka. Penipuan online, cyber crime, pornografi, serta kriminalitas lainnya merupakan sedikit contoh negatif yang ditimbulkan dari alat tersebut. Hal-hal negatif ini bisa terjadi karena belum sanggupnya mereka mengontrol mobilitas internet yang kian cepat, dan para pelaku memanfaatkan celah itu untuk keuntungan mereka sendiri. Ketidakwaspadaan mereka dalam berselancar di internet tanpa sadar membuat informasi mereka tersebar luas, dan menjadi pemicu terjadinya kriminalitas dan berbagai kejahatan lain.
Beberapa fenomena unik lainnya dari generasi ini adalah mereka justru menjadi lebih percaya diri dan interaktif ketika berada di dunia maya ketimbang di dunia nyata. Justru ketika dihadapkan pada kenyataan, segala ide-ide dan agresivitasnya memudar. Tentu tidak sepenuhnya salah jika mereka selalu terhubung dan memanfaatkan gadget dalam setiap aktifitasnya. “Karena yang memegang teknologilah, yang akhirnya bisa menguasai dunia”.
Mereka mempromosikan sesuatu miliknya atau mungkin “dirinya” kepada khalayak luas dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini. Hal ini jelas memiliki banyak keuntungan karena teknologi canggih berbasis internet dapat menyampaikan suatu informasi kepada publik dalam waktu yang cepat, dan ruang yang luas. Ditangan mereka yang kreatif, hal ini menjadi sebuah celah bisnis yang cukup menjanjikan dimana saat ini kebanyakan orang sudah serba online dalam melakukan aktifitasnya.
Sesungguhnya generasi ini adalah sekumpulan orang-orang kreatif yang memiliki ide-ide dan inovasi yang siap menghasilkan karya-karya cemerlang. Mereka adalah orang-orang yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, dan siap berkompetisi dengan dunia luar. Kemampuan tinggi dalam penguasaan iptek menjadi landasan bagi mereka untuk mendapatkan informasi guna mengembangkan potensi di dalam dirinya. Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak muda (milenials) sudah menjadi pengusaha sukses berkat ide-ide dan inovasi kreatifnya, yang tentunya dibantu dengan pemanfaatan teknologi canggih tersebut.
Aneh rasanya jika manusia harus meninggalkan teknologi canggih hanya karena ingin menghindari sisi negatifnya saja. Setiap revolusi dimana salah satunya revolusi teknologi tentu saja memiliki sisi positif dan negatif. Manusia lah yang harus menanggapi nya dengan berpikir rasional, dan bertindak normal, terutama bagi kaum millenial yang saat ini menjadi aktor utama dalam menentukan peradaban masa depan. Ketika mereka dapat menguasai iptek, dengan segala rasa keingintahuan dan motivasi yang tinggi, serta ditambah ide-ide kreatifnya, maka mereka akan dapat menciptakan suatu maha karya. Di era sekarang, teknologi digital yang biasa digunakan umum saat ini menjadi landasan dari setiap penemuan-penemuan penting. Manusia tidak perlu menjadi pakar atau ahli di bidang tertentu untuk menjadi seorang milyarder sekalipun. Ketika teknologi yang digenggamnya memberikan informasi yang luas, dengan keingintahuan dan semangat yang tinggi, serta diikuti dengan kemunculan tren-tren baru, mereka yang kreatif bisa memanfaatkannya menjadi peluang bisnis bagi mereka.
Saat ini Indonesia sedang membutuhkan orang-orang kreatif dengan kepedulian yang tinggi agar bisa memajukan negeri ini. Orang-orang muda inilah yang menjadi harapan bangsa untuk menampilkan Indonesia di kancah internasional. Sudah sewajarnya mereka sebagai tulang punggung Indonesia di masa depan menjadi lebih pro-aktif dalam setiap kesempatan yang ada. Jangan lupakan juga saat ini indonesia sedang menghadapi masalah intoleransi yang cukup tinggi. Mirisnya hal ini banyak terjadi pada generasi millenial yang seharusnya menjadi motor bagi pergerakan bangsa ini. Inilah yang menjadi masalah penting seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa mereka belum bisa mengontrol cepatnya akses internet. Tanpa mencari kebenaran terlebih dahulu, dan juga kredibilitas dari sumber, mereka cepat sekali menarik kesimpulan pada sebuah fenomena. Logika dan analogi yang tidak seharusnya benar, menjadi cara berpikir dan bertindak mereka saat ini.
Sudah saat nya Generasi Millenial unjuk kebolehan untuk masa depan Indonesia dengan menghormati perbedaan, menghindari sikap intoleransi, dan bersatu dalam kemajemukan. Indonesia akan mencapai masa kejayaan ketika seluruhnya bersatu dalam keberagaman, dan generasi millenial ini yang harus bertanggung jawab dengan menjadi role model bagi generasi berikutnya. Jangan sampai apa yang dikatakan Albert Einstein menjadi sebuah kenyataan pahit bagi Indonesia maupun Dunia.
“Aku takut suatu hari teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi idiot”.