Post by tasyfi on Aug 13, 2017 22:30:40 GMT
Persiapan Generasi Milenial untuk Indonesia 2045
Sampai jumpa di masa depan Indonesiaku,semoga generasi kita bisa mencetak kejayaan di tahun 2045 nanti.Amin.
Andi Syafira Tasya Rusdi
Teknologi Pendidikan‘17
Untuk menuju generasi emas Indonesia ,tentu Indonesia perlu kontribusi para generasi milenial dari sekarang.Mungkin sampai saat ini,banyak orang yang asing dengan istilah “generasi milenial”.Sebelum ke topik yang lebih dalam,saya akan menjelaskan sedikit tentang “generasi milenial”.Generasi milenial adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 2000.Mereka di sebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati millenium kedua sejak teori generasi yang diembuskan pertama kali oleh Karl Mannhein pada 1923.Singkatnya,generasi milenial di sebut juga generasi Y.Sebagai generasi yang lahir di era milenial ini,tentu kontribusi kita sangatlah dibutuhkan untuk masa depan Indonesia yang akan datang.
Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya,mengapa kontribusi kita sangatlah penting dan dibutuhkan untuk Indonesia mendatang ?,dan mengapa kita harus berkompetensi dalam memajukan Indonesia dari sekarang ?.Ya,jawabannya sangat simple,karena kita adalah pemuda dan pemudi Indonesia.Ir.Soekarno pernah berkata,”Beri aku sepuluh pemuda,maka akan ku guncangkan dunia!”.Menurut pernyataan beliau,pemuda adalah tangan-tangan yang akan mengguncangkan dunia,yaitu generasi yang akan membangun peradaban melalui semangat juangnya,prestasi dan ide cemerlangnya.Maka dari itu,kontribusi para pemuda dan pemudi Indonesia sangatlah berpengaruh untuk masa depan Indonesia.
Jika kita flashback ke masa lalu,ada perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua ketika membicarakan waktu pembacaan proklamasi,sebuah momentum yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.Ketika Jepang menyerah kepada sekutu,para golongan muda tanpa berpikir panjang akan mendesak dan mengamankan Ir.Soekarno dan Moch.Hatta agar mereka bias hadir dan membacakan teks proklamasi.Menurut mereka,kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari Jepang,melainkan merupakan hasil dari perjuangan Indonesia sendiri.Sebaliknya,berbeda dengan pendapat golongan tua.Mereka masih menunggu keputusan dari Jepang.Coba bayangkan,jika pemuda saat itu tidak berpendapat bahkan tidak ikut berkontribusi dalam rapat proklamasi,apakah kita akan merdeka hingga saat ini?.Bisa jadi kita masih berdiri di bawah jajahan Jepang.Maka itulah,betapa kuatnya peran pemuda dan pemudi Indonesia dari dulu hingga saat ini.
Sebagai manusia yang berakal ,tentu kita berpikir jika hidup bukan hanya menikmati,tetapi kita harus ikut bekerja keras atas apa yang kita nikmati tersebut.Contoh kecil,ketika kita bisa merasakan internet.Berbagai informasi bisa kita dapatkan lebih mudah dan terjangkau.Dibalik kemudahan tersebut,apakah kita berpikir jika si penemu juga dengan mudah menemukan internet?,tentu tidak.Berbagai proses telah dijalani hingga penemuannya bisa dirasakan oleh orang banyak.Percayalah,si pemenu melakukan berbagai riset dan penemuan tersebut ketika masih di usia produktif.”Berperan langsung dalam sesuatu akan lebih sulit dibanding hanya menikmati,apalagi ketika usia muda.”,begitulah pendapat kebanyakan orang.Sama seperti ketika kejadian sebelum proklamasi,tentu sulit menyatukan pendapat yang berbeda antara kedua golongan.Bisa kita tarik kesimpulan,jika kita sangat mampu berperan aktif dalam sesuatu dan menjadi seorang pendiri ketika kita masih dalam lingkaran usia produktif alias masih dalam usia muda.
Saat ini, jumlah penduduk Indonesia usia muda lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. Usia 0-9 tahun sebesar 45 juta, pada tahun 2045 akan berusia 35-45 tahun dan Usia 10-19 tahun berjumlah 43 juta jiwa, pada tahun 2045 akan berusia 45-54 tahun. Hal inilah yang menjadi background munculnya identitas generasi emas. Jika kita lihat data dari Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah usia muda dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2005 usia 15-39 tahun, pada tahun 2005 berjumlah 93.865.303, pada tahun 2010 sudah meningkat menjadi 100.418.626 orang. Bahkan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa. Pada tahun 2010, proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 66,5 persen. Proporsi ini terus meningkat mencapai 68,1 persen pada tahun 2028 sampai tahun 2031.Meningkatnya jumlah penduduk usia produktif menyebabkan menurunnya angka ketergantungan, yaitu jumlah penduduk usia tidak produktif yang ditanggung oleh 100 orang penduduk usia produktif dari 50,5 persen pada tahun 2010 menjadi 46,9 persen pada periode 2028-2031. Tetapi angka ketergantungan ini mulai naik kembali menjadi 47,3 persen pada tahun 2035. Mengelola generasi emas akan menjadi tantangan terbesar bangsa Indonesia. Karena populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa tersebut merupakan bonus demografi yang sangat berharga.Namun sebaliknya.Bila pengelolaannya tidak baik, kesempatan emas tersebut akan menjadi bencana demografi .
Untuk menghindari bencana demografi di era Indonesia 2045,sudah sepatutnya kita menjadi penggerak dan berkontribusi kuat dalam upaya memajukan negara ini dari sekarang.Pak Anies Baswedan pernah berkata,”Untuk bisa berenang di samudera,kita harus belajar berenang di kolam terlebih dahulu.Jadi,jika kita ingin berkontribusi ke lingkup yang lebih luas,kita harus belajar dahulu di lingkup yang kecil”.Begitulah kata Pak Anies.Kita tidak bisa menjalankan sesuatu secara instan.Bayangkan,tidak mungkin seorang bayi bisa berjalan jika tidak belajar terlebih dahulu.Tidak mungkin Mr.Barack Obama menjadi presiden amatiran.Tentu beliau telah mempersiapkan segalanya dengan matang.Karena persaingan di tahun 2045 juga sangat kompetitif,sudah sebaiknya juga kita mempersiapkan diri dari sekarang.
Jika kita lebih membuka mata kita,banyak sekali upaya yang kita bisa lakukan demi berkontribusi dan berperan aktif untuk Indonesia,contohnya dengan mengikuti berbagai organisasi di berbagai bidang,menjadi volunteer dalam event-event nasional,mewakili Indonesia dalam lomba internasional,dan meraih pendidikan setinggi-tingginya.Karena semakin tinggi pendidikan kita,semakin berisilah dan bertambah ilmu yang kita peroleh,serta bisa direalisasikan dan diamalkan.Dan satu,tanamkan rasa cinta untuk Indonesia.Karena dengan cinta,semua yang kita jalankan pasti terasa mudah dan ringan.Hadapi sebuah persaingan dengan terus mengupgrade diri dan pengetahuan yang kita peroleh.Jadi,persiapkanlah diri sebelum persaingan akan menenggelamkan kita.Jangan sampai semuanya terlambat dan hanya menjadi sebuah penyesalan.
Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya,mengapa kontribusi kita sangatlah penting dan dibutuhkan untuk Indonesia mendatang ?,dan mengapa kita harus berkompetensi dalam memajukan Indonesia dari sekarang ?.Ya,jawabannya sangat simple,karena kita adalah pemuda dan pemudi Indonesia.Ir.Soekarno pernah berkata,”Beri aku sepuluh pemuda,maka akan ku guncangkan dunia!”.Menurut pernyataan beliau,pemuda adalah tangan-tangan yang akan mengguncangkan dunia,yaitu generasi yang akan membangun peradaban melalui semangat juangnya,prestasi dan ide cemerlangnya.Maka dari itu,kontribusi para pemuda dan pemudi Indonesia sangatlah berpengaruh untuk masa depan Indonesia.
Jika kita flashback ke masa lalu,ada perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua ketika membicarakan waktu pembacaan proklamasi,sebuah momentum yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.Ketika Jepang menyerah kepada sekutu,para golongan muda tanpa berpikir panjang akan mendesak dan mengamankan Ir.Soekarno dan Moch.Hatta agar mereka bias hadir dan membacakan teks proklamasi.Menurut mereka,kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari Jepang,melainkan merupakan hasil dari perjuangan Indonesia sendiri.Sebaliknya,berbeda dengan pendapat golongan tua.Mereka masih menunggu keputusan dari Jepang.Coba bayangkan,jika pemuda saat itu tidak berpendapat bahkan tidak ikut berkontribusi dalam rapat proklamasi,apakah kita akan merdeka hingga saat ini?.Bisa jadi kita masih berdiri di bawah jajahan Jepang.Maka itulah,betapa kuatnya peran pemuda dan pemudi Indonesia dari dulu hingga saat ini.
Sebagai manusia yang berakal ,tentu kita berpikir jika hidup bukan hanya menikmati,tetapi kita harus ikut bekerja keras atas apa yang kita nikmati tersebut.Contoh kecil,ketika kita bisa merasakan internet.Berbagai informasi bisa kita dapatkan lebih mudah dan terjangkau.Dibalik kemudahan tersebut,apakah kita berpikir jika si penemu juga dengan mudah menemukan internet?,tentu tidak.Berbagai proses telah dijalani hingga penemuannya bisa dirasakan oleh orang banyak.Percayalah,si pemenu melakukan berbagai riset dan penemuan tersebut ketika masih di usia produktif.”Berperan langsung dalam sesuatu akan lebih sulit dibanding hanya menikmati,apalagi ketika usia muda.”,begitulah pendapat kebanyakan orang.Sama seperti ketika kejadian sebelum proklamasi,tentu sulit menyatukan pendapat yang berbeda antara kedua golongan.Bisa kita tarik kesimpulan,jika kita sangat mampu berperan aktif dalam sesuatu dan menjadi seorang pendiri ketika kita masih dalam lingkaran usia produktif alias masih dalam usia muda.
Saat ini, jumlah penduduk Indonesia usia muda lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. Usia 0-9 tahun sebesar 45 juta, pada tahun 2045 akan berusia 35-45 tahun dan Usia 10-19 tahun berjumlah 43 juta jiwa, pada tahun 2045 akan berusia 45-54 tahun. Hal inilah yang menjadi background munculnya identitas generasi emas. Jika kita lihat data dari Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah usia muda dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2005 usia 15-39 tahun, pada tahun 2005 berjumlah 93.865.303, pada tahun 2010 sudah meningkat menjadi 100.418.626 orang. Bahkan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa. Pada tahun 2010, proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 66,5 persen. Proporsi ini terus meningkat mencapai 68,1 persen pada tahun 2028 sampai tahun 2031.Meningkatnya jumlah penduduk usia produktif menyebabkan menurunnya angka ketergantungan, yaitu jumlah penduduk usia tidak produktif yang ditanggung oleh 100 orang penduduk usia produktif dari 50,5 persen pada tahun 2010 menjadi 46,9 persen pada periode 2028-2031. Tetapi angka ketergantungan ini mulai naik kembali menjadi 47,3 persen pada tahun 2035. Mengelola generasi emas akan menjadi tantangan terbesar bangsa Indonesia. Karena populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa tersebut merupakan bonus demografi yang sangat berharga.Namun sebaliknya.Bila pengelolaannya tidak baik, kesempatan emas tersebut akan menjadi bencana demografi .
Untuk menghindari bencana demografi di era Indonesia 2045,sudah sepatutnya kita menjadi penggerak dan berkontribusi kuat dalam upaya memajukan negara ini dari sekarang.Pak Anies Baswedan pernah berkata,”Untuk bisa berenang di samudera,kita harus belajar berenang di kolam terlebih dahulu.Jadi,jika kita ingin berkontribusi ke lingkup yang lebih luas,kita harus belajar dahulu di lingkup yang kecil”.Begitulah kata Pak Anies.Kita tidak bisa menjalankan sesuatu secara instan.Bayangkan,tidak mungkin seorang bayi bisa berjalan jika tidak belajar terlebih dahulu.Tidak mungkin Mr.Barack Obama menjadi presiden amatiran.Tentu beliau telah mempersiapkan segalanya dengan matang.Karena persaingan di tahun 2045 juga sangat kompetitif,sudah sebaiknya juga kita mempersiapkan diri dari sekarang.
Jika kita lebih membuka mata kita,banyak sekali upaya yang kita bisa lakukan demi berkontribusi dan berperan aktif untuk Indonesia,contohnya dengan mengikuti berbagai organisasi di berbagai bidang,menjadi volunteer dalam event-event nasional,mewakili Indonesia dalam lomba internasional,dan meraih pendidikan setinggi-tingginya.Karena semakin tinggi pendidikan kita,semakin berisilah dan bertambah ilmu yang kita peroleh,serta bisa direalisasikan dan diamalkan.Dan satu,tanamkan rasa cinta untuk Indonesia.Karena dengan cinta,semua yang kita jalankan pasti terasa mudah dan ringan.Hadapi sebuah persaingan dengan terus mengupgrade diri dan pengetahuan yang kita peroleh.Jadi,persiapkanlah diri sebelum persaingan akan menenggelamkan kita.Jangan sampai semuanya terlambat dan hanya menjadi sebuah penyesalan.
Sampai jumpa di masa depan Indonesiaku,semoga generasi kita bisa mencetak kejayaan di tahun 2045 nanti.Amin.
Andi Syafira Tasya Rusdi
Teknologi Pendidikan‘17