Post by aripg35 on Aug 14, 2017 0:23:48 GMT
Generasi millennial, atau banyak juga yang menyebutnya Millennials, adalah sebutan populer menggantikan istilah Generasi Y. Nah apa itu Generasi Y? Generasi Y atau GenY adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980an hingga 2000 dengan kata lain, generasi millennial adalah generasi yang saat ini berumur 17-37 tahun. Itu berarti saya dan kalian juga termasuk Millennials yaa gengs..
Belakangan ini, Millennials banyak diperbincangkan mulai dari segi pendidikan, moral, budaya, ketahanan mental, sampai teknologi. Semua itu karena generasi millennial sangat jauh berbeda dari generasi sebelumnya , generasi X, yang kehidupannya tidak selalu tentang Hits, Hype , Pamer Like dan Follower agar terlihat Kekinian seperti halnya GenY dengan menyertakan #hashtag pada setiap Postingan. Berbeda dengan GenY, GenX lebih mandiri, menghargai waktu, mudah bersosial, dan berpola hidup seimbang.
Namun, tidak semua karakteristik GenY itu negatif. Banyak nilai positif yang terlihat dalam kehidupan GenY, diantaranya toleransi, multitasking , gigih, dan ambisius. Semua itu karena mereka lahir dan hidup di era teknologi dan hubungan nirkabel. Segala kegiatan hampir dapat dilakukan melalui Dunia Maya, seperti belanja, belajar, meeting, dan masih banyak lagi.
Saat ini banyak orang yang sangat bergantung dengan dunia maya. Salah satunya GenY. Karakteristik mereka tidak dapat terlepas dengan penggunaan internet. Setiap hari hampir sepertiga waktu mereka dihabiskan untuk ber-jejaring sosial. Media sosial bekerja sebagai sarana yang menghubungkan kita dengan orang lain untuk berbagi informasi setiap saat. Banyak informasi yang dapat kita peroleh. Contohnya berita bencana alam, kecelakaan, liputan olahraga, musik, film dan masih banyak lagi. Dalam media sosial, informasi dapat kita liat dari berbagai macam sumber. Bahkan kita dapat melihat informasi termasuk dari orang yang tidak kita kenal. Sampai ada juga informasi yang hanya direkayasa hanya untuk mendapat keuntungan komersial bagi yang mem-posting berita tersebut. Semua tergantung pada kita menyaring informasi yang kita lihat.
Terkait dengan banyaknya informasi yang beredar di media sosial belakangan ini, banyak informasi yang beredar mendiskreditkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Bagaimana tidak? Beberapa bulan terakhir sejumlah tokoh masyarakat tersandung kasus yang menyinggung SARA. Sehingga media-media gencar untuk membuat artikel terkait kasus tersebut.
Dari banyaknya berita yang terbit di media, ada saja oknum yang memanfaatkan keadaan tersebut untuk kepentingan pribadinya. Mereka menyebarkan berita-berita tanpa fakta yang jelas. Tentu saja, hanya untuk menarik opini masyarakat demi kepentingan komersil. Contoh dalam suatu akun, mereka mem-posting opini kalau golongan mereka yang lain blablabla...... dan akun tersebut meng-klaim dirinya golongan blablabla... . Dengan banyaknya netizen yang berkomentar di post akun tersebut, akun itu semakin merebak dan menjalar kepada popularitas. Dan tidak menutup kemungkinan, suatu saat akun tersebut menjadi akun komersil.
Membahas soal berita-berita yang nggak bener atau Hoax, kita tidak boleh percaya begitu saja. Karena bagi segelintir orang itu merupakan strategi untuk memecah belah persatuan dan kesatuan. Sepintas terpikir, untuk apa mereka memecah belah persatuan? Yaa, saya sebagai penulis tidak tahu pasti.. Tapi menurut saya, dengan mereka menyebarkan hoax, mereka menciptakan suatu pro-kontra di sosial media, mereka memicu perselisihan pendapat. “Its Fine. This is democratic nation” ucap sebagian netizen. Tapi diantara mereka masih ada beberapa netizen yang dengan mentahnya mengeluarkan pendapat, tanpa menghargai pendapat orang lain. Nah, keadaan inilah yang mereka cari. Saat suatu topik permasalahan mencuat atau viral karena menimbulkan pro-kontra. Terkadang tujuan mereka lebih parah, topik tersebut hanya pengalihan isu terkait permasalahan yang sedang gembor di pemerintahan.
Memang kita sebagai Millennials, hampir setiap hari update di sosial media. Tetapi, kita harus tau apa yang kita Post berguna bagi orang banyak atau tidak. Jangan sampai, ketika ada berita bahwa tokoh ini blablabla... kita ikut menyebarkan berita tersebut tanpa mencari sumber yang terpercaya. Karena apapun yang kita lakukan, kita sendirilah yang mempertanggungjawabkannya. Ibarat pepatah jaman dulu, “Mulutmu Harimaumu” , Nah sekarang agak berubah sedikit nih buat genY , “Jempolmu Harimaumu”.. Hhe
Kita sebagai generasi millennial, sebagai penerus bangsa, sebagai pewaris bangsa, harus senantiasa memupuk kecintaan terhadap tanah air. Banyak sumber daya alam yang harus kita lestarikan. Karena saat ini, banyak berita di media sosial yang mempengaruhi netizen terutama kita sebagai millennials, mungkin itu juga tujuan oknum oknum agar mengeksploitasi sumber daya alam hanya demi kepentingan mereka sendiri. Oknum yang tidak bertanggungjawab terhadap kelestarian alam, kita yang harus menghentikan mereka. Jangan biarkan pemain-pemain itu berleha-leha diatas kursi kekayaannya sendiri. Kita harus menggulingkan rezim yang jahat ini. Jangan mau kita di adu domba. Kita adalah anak muda Indonesia. Mari kita cerdaskan diri kita, kemudian kita cerdaskan generasi selanjutnya. Jangan biarkan generasi kita ini sebagai titik hancurnya bangsa Indonesia.
-ARIF BUDI SANTOSO 1101617002
Belakangan ini, Millennials banyak diperbincangkan mulai dari segi pendidikan, moral, budaya, ketahanan mental, sampai teknologi. Semua itu karena generasi millennial sangat jauh berbeda dari generasi sebelumnya , generasi X, yang kehidupannya tidak selalu tentang Hits, Hype , Pamer Like dan Follower agar terlihat Kekinian seperti halnya GenY dengan menyertakan #hashtag pada setiap Postingan. Berbeda dengan GenY, GenX lebih mandiri, menghargai waktu, mudah bersosial, dan berpola hidup seimbang.
Namun, tidak semua karakteristik GenY itu negatif. Banyak nilai positif yang terlihat dalam kehidupan GenY, diantaranya toleransi, multitasking , gigih, dan ambisius. Semua itu karena mereka lahir dan hidup di era teknologi dan hubungan nirkabel. Segala kegiatan hampir dapat dilakukan melalui Dunia Maya, seperti belanja, belajar, meeting, dan masih banyak lagi.
Saat ini banyak orang yang sangat bergantung dengan dunia maya. Salah satunya GenY. Karakteristik mereka tidak dapat terlepas dengan penggunaan internet. Setiap hari hampir sepertiga waktu mereka dihabiskan untuk ber-jejaring sosial. Media sosial bekerja sebagai sarana yang menghubungkan kita dengan orang lain untuk berbagi informasi setiap saat. Banyak informasi yang dapat kita peroleh. Contohnya berita bencana alam, kecelakaan, liputan olahraga, musik, film dan masih banyak lagi. Dalam media sosial, informasi dapat kita liat dari berbagai macam sumber. Bahkan kita dapat melihat informasi termasuk dari orang yang tidak kita kenal. Sampai ada juga informasi yang hanya direkayasa hanya untuk mendapat keuntungan komersial bagi yang mem-posting berita tersebut. Semua tergantung pada kita menyaring informasi yang kita lihat.
Terkait dengan banyaknya informasi yang beredar di media sosial belakangan ini, banyak informasi yang beredar mendiskreditkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Bagaimana tidak? Beberapa bulan terakhir sejumlah tokoh masyarakat tersandung kasus yang menyinggung SARA. Sehingga media-media gencar untuk membuat artikel terkait kasus tersebut.
Dari banyaknya berita yang terbit di media, ada saja oknum yang memanfaatkan keadaan tersebut untuk kepentingan pribadinya. Mereka menyebarkan berita-berita tanpa fakta yang jelas. Tentu saja, hanya untuk menarik opini masyarakat demi kepentingan komersil. Contoh dalam suatu akun, mereka mem-posting opini kalau golongan mereka yang lain blablabla...... dan akun tersebut meng-klaim dirinya golongan blablabla... . Dengan banyaknya netizen yang berkomentar di post akun tersebut, akun itu semakin merebak dan menjalar kepada popularitas. Dan tidak menutup kemungkinan, suatu saat akun tersebut menjadi akun komersil.
Membahas soal berita-berita yang nggak bener atau Hoax, kita tidak boleh percaya begitu saja. Karena bagi segelintir orang itu merupakan strategi untuk memecah belah persatuan dan kesatuan. Sepintas terpikir, untuk apa mereka memecah belah persatuan? Yaa, saya sebagai penulis tidak tahu pasti.. Tapi menurut saya, dengan mereka menyebarkan hoax, mereka menciptakan suatu pro-kontra di sosial media, mereka memicu perselisihan pendapat. “Its Fine. This is democratic nation” ucap sebagian netizen. Tapi diantara mereka masih ada beberapa netizen yang dengan mentahnya mengeluarkan pendapat, tanpa menghargai pendapat orang lain. Nah, keadaan inilah yang mereka cari. Saat suatu topik permasalahan mencuat atau viral karena menimbulkan pro-kontra. Terkadang tujuan mereka lebih parah, topik tersebut hanya pengalihan isu terkait permasalahan yang sedang gembor di pemerintahan.
Memang kita sebagai Millennials, hampir setiap hari update di sosial media. Tetapi, kita harus tau apa yang kita Post berguna bagi orang banyak atau tidak. Jangan sampai, ketika ada berita bahwa tokoh ini blablabla... kita ikut menyebarkan berita tersebut tanpa mencari sumber yang terpercaya. Karena apapun yang kita lakukan, kita sendirilah yang mempertanggungjawabkannya. Ibarat pepatah jaman dulu, “Mulutmu Harimaumu” , Nah sekarang agak berubah sedikit nih buat genY , “Jempolmu Harimaumu”.. Hhe
Kita sebagai generasi millennial, sebagai penerus bangsa, sebagai pewaris bangsa, harus senantiasa memupuk kecintaan terhadap tanah air. Banyak sumber daya alam yang harus kita lestarikan. Karena saat ini, banyak berita di media sosial yang mempengaruhi netizen terutama kita sebagai millennials, mungkin itu juga tujuan oknum oknum agar mengeksploitasi sumber daya alam hanya demi kepentingan mereka sendiri. Oknum yang tidak bertanggungjawab terhadap kelestarian alam, kita yang harus menghentikan mereka. Jangan biarkan pemain-pemain itu berleha-leha diatas kursi kekayaannya sendiri. Kita harus menggulingkan rezim yang jahat ini. Jangan mau kita di adu domba. Kita adalah anak muda Indonesia. Mari kita cerdaskan diri kita, kemudian kita cerdaskan generasi selanjutnya. Jangan biarkan generasi kita ini sebagai titik hancurnya bangsa Indonesia.
-ARIF BUDI SANTOSO 1101617002