Post by oryzastvaa on Aug 15, 2017 22:53:59 GMT
Apakah akhir-akhir ini kalian sering mendengar istilah Generasi Millennial? Apakah kalian tahu apa sih sebenarnya Generasi Millennial itu? Siapa saja yang masuk kedalam Generasi Millennial? Jika kalian tidak tahu, pada kesempatan kali ini, didalam tugas MPA Prodi ini, saya akan menjelaskan.
Akhir-akhir ini jika kalian sadar, di media social atau media cetak atau bahkan dalam pembicaraan seseorang dengan orang lain sering membahas tentang istilah Generasi Millennial. Namun, kebanyakan dari kita hanya sedikit yang tahu tentang istilah tersebut dan bahkan masih yang tak tahu apa dan siapa sebenarnya yang temasuk Generasi Millennial. Dan banyak pertanyaan dalam benak mereka, untuk apa setiap manusia dikategorikan kedalam sebuah generasi.
Sebenenarnya Generasi Millennial atau sering disebut “Millennials” adalah istilah lain dari Generasi Y. Jadi sebelum ada generasi Y, ada generasi X? atau penerus generasi Y adalah generasi Z? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah ya. Memang benar sebelum ada generasi Y, generasi X lah yang menjalankan kegiatan yang ada di muka bumi ini. Atau bisa dikatakan generasi X adalah generasi ayah dan ibu kalian. Dan untuk Generasi Y itu sendiri adalah kelompok manusia yang lahir pada rentang tahun 1980-an hingga tahun 2000-an. Dengan kata lain, Generasi Millennial ini adalah generasi anak-anak muda yang saat ini berusia sekitar 17-37 tahun. Atau bisa dikatakan lagi bahkan Generasi Y adalah generasi kalian. Dan nantinya, Generasi Z lah yang akan meneruskan jerih payah yang kalian lakukan saat ini. Namun usut punya usut, baru-baru ini saya pribadi melihat sebuah artikel kalau saat ini yang menjalankan roda perputaran kehidupan telah digantikan oleh Generasi Z. Itu sedikit informasi yang saya baca di internet.
Menurut hasil survei terbaru yang saya baca yang diterbitkan oleh Bridgeworks, ternyata Generasi Millennial ini bukan satu kesatuan. Namun Generasi Millennial dibagi menjadi dua, yaitu Millennial Awal dan Millennial Resesi. Apakah ada perbedaan dari Generasi Millennial Awal dengan Millennial Resesi? Ya jelas ada. Namun, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu mencolok. Mari coba kita bahas.
Jadi, Generasi Millennial Awal dengan Millennial Resesi memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada usia kapan mereka menggunakan teknologi. Untuk para Generasi Millennial Awal, pada usia kanak-kanak, mereka sudah mengunakan computer dan internet. Di usia mereka yang belia mereka sudah harus membiasakan diri untuk menggunakan alat-alat teknologi. Selain itu mereka juga diajarkan dengan system edukasi yang lebih melihat usaha dari pada hasil. Karena menurut mereka, seseorang yang menghasilkan sebuah hasil bisa saja itu tidak murni mereka kerjakan. Bisa saja, hasil tsb merupakan hasil orang lain, namun mereka mengecap bahwa hasil tsb adalah hasil kalian. Selain itu, para Generasi Millennial Awal dianggap pemalas oleh para ahli, namun menurut Bridgeworks tidak. Anak muda generasi millennial awal dianggap bisa menjadi pemimpin karena kecerdasan sikap yang mereka punya.
Sebaliknya, Generasi Millennial Resesi pada saat anak-anak masih belum terlalu banyak yang menggunakan computer dan internet. Generasi resesi dianggap lebih realistis, sadar finansial, dan memiliki pola pikir YOLO (You Only Live Once) di mana mereka lebih berani dalam mengambil risiko. Untuk Generasi Resesi, IPTEK sangat berguna bagi mereka karena IPTEK membuat aktivitas mereka terasa mudah, mereka selalu terhubung dengan orang lain. Buruknya dari Generasi Resesi adalah tidak mau dianggap ketinggalan dan mereka tipikal tidak sabaran jika sudah berurusan dengan IPTEK. Mereka harus dinomor satukan jika berhubungan dengan IPTEK. Dan itu menjadi salah satu alasan yang membuat para ahli beranggapan jika Generasi Millennial Resesi lebih serakah dan menjadi generasi pemalas.
Generasi Millennial ini menurut saya cukup unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Mereka berbeda dengan generasi X atau generasi-generasi sebelumnya. Generasi Millennial memiliki hal-hal yang cukup mencolok. Salah satu contohnya adalah Generasi Millennial merupakan generasi yang sudah dan tidak asing lagi dengan menggunakan teknologi canggih dan budaya musik dengan berbagai genre. Dapat dikatakan, Generasi Millennial ini cukup berwarna karena selain mengagungkan IPTEK, mereka juga memiliki banyak pemikiran untuk mengembangkan genre music, yang dulu pada saat Generasi X masih dominan dalam menjalankan roda kehidupan lebih sering memainkan genre jazz. Generasi Millennial mengembangkan genre music tersebut agar music yang dihasilkan bisa lebih pas dengan perasaan seseorang. Ya cukup membantu bagi para Generasi Millennial atau generasi yang lain untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Kehidupan Generasi Millennial memang tidak pernah bisa lepas dari teknologi terutama internet. Saya mencoba mencari di Google tentang informasi terkait penggunaan internet. Dan untuk Indonesia sendiri, masyarakat yang sudah terhubung ke internet menembus angka 132,7 Juta ditahun 2016 menurut Kemkominfo. Ini jauh lebih tinggi ketimbang tahun 2014. Selain penggunaan internet, Generasi Millennial juga tak lepas dari entertainment/hiburan. Kedua hal tersebut sudah seperti makanan pokok bagi para anak muda Generasi Millennial. Jika para Millennials tidak menikmati internet atau hiburan, mereka merasa seperti ada yang hilang atau ada yang kurang dari mereka.
Selain itu, menurut beberapa artikel yang saya baca. Generasi Millennial adalah Generasi yang paling sering menggunakan social media. Banyak dari kalangan millennial melakukan semua komunikasinya melalui text messaging atau juga chatting di dunia maya, dengan membuat akun yang berisikan profil dirinya, seperti Twitter, Facebook, hingga Line. Bukan hanya itu saja, Generasi Millennial tidak terlalu menyukai membaca buku secara konvensional. Mereka lebih senang membaca buku secara online lewat gadget yang mereka punya. Hal lain yang cukup mencolok dari Generasi Millennial adalah mulai banyak ditemui perilaku transaksi pembelian yang sudah tidak menggunakan uang tunai lagi alias cashless. Generasi ini lebih suka tidak repot membawa uang, karena sekarang hampir semua pembelian bisa dibayar menggunakan kartu, sehingga lebih praktis, hanya perlu gesek atau tapping. Mulai dari transportasi umum seperti bis dan commuter line yang sudah menggunakan sistem e-money, hingga berbelanja baju dengan kartu kredit dan kegiatan jual beli lainnya.
Itulah beberapa gambaran terkait Generasi Millennial yang bisa saya tunjukan di dalam tulisan saya. Didalam tugas ini saya ingin sedikit memberikan saran untuk para Generasi Millennial untuk lebih mempertimbangkan baik dan buruknya menggunakan teknlogi. Karena hanya Generasi Millennial dan Generasi Z lah yang akan terus terikat dengan teknologi. Dan saran saya yang lain, memang kemudahan di dunia ini ada di mana-mana, contohnya seperti cashless, dsb. Memang itu memberikan kemudahan, cuma perlu diingat lagi jika kemudahan tidak semuanya baik. Sekian dan terima kasih \^^/