Post by farhan on Aug 16, 2017 17:57:57 GMT
Nama : Farhan Satryananda
Generasi Milenial
Apa itu generasi milenial? Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980 an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi milenial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun.
Di Indonesia studi dan kajian tentang generasi millennial belum banyak dilakukan, padahal secara jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 15-34 tahun saat ini sangat besar, 34,45%. Yang paling mencolok dari generasi millennial ini dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan budaya pop/musik. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet, hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.
Munculnya generasi millennial bisa ditandai dengan adanya generasi gadget. Gadget sebenarnya lebih pas diartikan dengan peralatan. Sehingga generasi gadget dimaksudkan dengan generasi yang dalam kehidupannya selalu bersinggungan dengan yang namanya peralatan yang mengandung unsur teknologi informasi. Sebuah peralatan tersebut telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Contohnya seperti orang bepergian lupa membawa HP, maka orang tersebut rela kembali ke rumah untuk mengambil HP.
Generasi dalam era millennial ini seperti: google generation. Oleh karena itu, masyarakat generasi millennial itu bisa ditandai dengan meningkatnya penggunaan alat komunikasi, media dan teknologi informasi yang digunakan. Misalnya: internet,email, SMS,MP3 Player, HP, Youtube, dan lain sebagainya. Adapun sebutan istilah untuk generasi baru millennial ada yang disebut sebagai generasi Z. Beberapa karakteristik generasi Z ini, seperti: masyarakat menginginkan kebebasan di dalam bertindak mulai dari memilih sampai dengan kebebasan untuk berekspresi. Hadirnya generasi Z ini jelas akan menjadi pengawas baru dan komentator serta pendorong perubahan sebuah perpustakaan.
Generasi millennial merupakan inovator, karena mereka mencari, belajar dan bekerja di dalam lingkungan inovasi yang sangat mengandalkan teknologi untuk melakukan perubahan di dalam berbagai aspek kehidupannya.
Informasi bisa menarik bagi seseorang, namun juga bisa menjadi tidak menarik bagi orang lain. Perilaku masyarakat Indonesia di era keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini telah mengindikasikan adanya perubahan mendasar pada sebuah generasi dalam mendapatkan informasi. Hal inilah yang merepresentasikan sebuah generasi millennial yang lahir di tengah pertumbuhan komputer dan internet yang demikian pesat. Pelayanan perpustakaan pada generasi millennial ini harus bisa adaptif dan siap saji dalam melayani masyarakatnya. Perpustakaan menjadi sangat prospektif dalam pengembangan ke depannya. Pelayanan di perpustakaan harus bisa secara refleksif terhadap munculnya generasi millennial ini. Perpustakaan harus mengubah paradigma yang terkesan ‘angker/horor’ menjadi paradigma perpustakaan online dengan layanan yang berbasis web. Perpustakaan saat ini harus mengedepankan mutu layanan informasi yang multi peran. Saya rasa free hotspot area maupun pemasangan wifi area merupakan sesuatu yang wajib di sebuah perpustakaan dalam era generasi millennial ini.
Dunia seakan telah menjadi kampung global, sementara internet sendiri sudah mulai merambah di Indonesia sejak tahun 2000-an. Internet sangat menjamur khususnya pada kalangan profesional, pelajar, maupun mahasiswa. Jadi pemustaka datang ke perpustakaan membawa laptop sudah tidak sekedar trend saja, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Generasi millennial memungkinkan laptop untuk selalu dibawa kemanapun, baik itu dengan HP, BB dan yang lainnya. Bahkan internet sudah menjadi ‘alat vital’ yang merasuk dalam kehidupan masyarakat era millennial. Jadi layanan perpustakaan yang masih ‘jadul’ harus berbenah dan harus mampu mengakomodasi perubahan perilaku masyarakat dalam akses informasi.
Akhirnya generasi millennial dalam kajian informasi menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi pelaku kebijakan untuk mengubah paradigma lama dari perpustakaan. Era generasi millennial saat ini berprinsip bahwa mengakses informasi bisa dilakukan dengan mudah dengan berselancar internet kapan dan dimana saja, tidak harus ke perpustakaan. Jadi agar perpustakaan tidak ditinggal pemustakanya, maka perpustakaan harus berbenah dalam penyediaan berbagai sarana prasarana, fasilitas, infrastuktur, dan aspek kebijakan organisasi perpustakaan yang mendukung generasi millennial. Selain itu, yang tidak boleh ketinggalan pengelola perpustakaan dan pustakawannya juga harus information literate terhadap adanya pergeseran perubahan generasi millennial dalam kajian informasi saat ini.
Generasi Milenial
Apa itu generasi milenial? Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980 an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi milenial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun.
Di Indonesia studi dan kajian tentang generasi millennial belum banyak dilakukan, padahal secara jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 15-34 tahun saat ini sangat besar, 34,45%. Yang paling mencolok dari generasi millennial ini dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan budaya pop/musik. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet, hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.
Munculnya generasi millennial bisa ditandai dengan adanya generasi gadget. Gadget sebenarnya lebih pas diartikan dengan peralatan. Sehingga generasi gadget dimaksudkan dengan generasi yang dalam kehidupannya selalu bersinggungan dengan yang namanya peralatan yang mengandung unsur teknologi informasi. Sebuah peralatan tersebut telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Contohnya seperti orang bepergian lupa membawa HP, maka orang tersebut rela kembali ke rumah untuk mengambil HP.
Generasi dalam era millennial ini seperti: google generation. Oleh karena itu, masyarakat generasi millennial itu bisa ditandai dengan meningkatnya penggunaan alat komunikasi, media dan teknologi informasi yang digunakan. Misalnya: internet,email, SMS,MP3 Player, HP, Youtube, dan lain sebagainya. Adapun sebutan istilah untuk generasi baru millennial ada yang disebut sebagai generasi Z. Beberapa karakteristik generasi Z ini, seperti: masyarakat menginginkan kebebasan di dalam bertindak mulai dari memilih sampai dengan kebebasan untuk berekspresi. Hadirnya generasi Z ini jelas akan menjadi pengawas baru dan komentator serta pendorong perubahan sebuah perpustakaan.
Generasi millennial merupakan inovator, karena mereka mencari, belajar dan bekerja di dalam lingkungan inovasi yang sangat mengandalkan teknologi untuk melakukan perubahan di dalam berbagai aspek kehidupannya.
Informasi bisa menarik bagi seseorang, namun juga bisa menjadi tidak menarik bagi orang lain. Perilaku masyarakat Indonesia di era keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini telah mengindikasikan adanya perubahan mendasar pada sebuah generasi dalam mendapatkan informasi. Hal inilah yang merepresentasikan sebuah generasi millennial yang lahir di tengah pertumbuhan komputer dan internet yang demikian pesat. Pelayanan perpustakaan pada generasi millennial ini harus bisa adaptif dan siap saji dalam melayani masyarakatnya. Perpustakaan menjadi sangat prospektif dalam pengembangan ke depannya. Pelayanan di perpustakaan harus bisa secara refleksif terhadap munculnya generasi millennial ini. Perpustakaan harus mengubah paradigma yang terkesan ‘angker/horor’ menjadi paradigma perpustakaan online dengan layanan yang berbasis web. Perpustakaan saat ini harus mengedepankan mutu layanan informasi yang multi peran. Saya rasa free hotspot area maupun pemasangan wifi area merupakan sesuatu yang wajib di sebuah perpustakaan dalam era generasi millennial ini.
Dunia seakan telah menjadi kampung global, sementara internet sendiri sudah mulai merambah di Indonesia sejak tahun 2000-an. Internet sangat menjamur khususnya pada kalangan profesional, pelajar, maupun mahasiswa. Jadi pemustaka datang ke perpustakaan membawa laptop sudah tidak sekedar trend saja, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Generasi millennial memungkinkan laptop untuk selalu dibawa kemanapun, baik itu dengan HP, BB dan yang lainnya. Bahkan internet sudah menjadi ‘alat vital’ yang merasuk dalam kehidupan masyarakat era millennial. Jadi layanan perpustakaan yang masih ‘jadul’ harus berbenah dan harus mampu mengakomodasi perubahan perilaku masyarakat dalam akses informasi.
Akhirnya generasi millennial dalam kajian informasi menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi pelaku kebijakan untuk mengubah paradigma lama dari perpustakaan. Era generasi millennial saat ini berprinsip bahwa mengakses informasi bisa dilakukan dengan mudah dengan berselancar internet kapan dan dimana saja, tidak harus ke perpustakaan. Jadi agar perpustakaan tidak ditinggal pemustakanya, maka perpustakaan harus berbenah dalam penyediaan berbagai sarana prasarana, fasilitas, infrastuktur, dan aspek kebijakan organisasi perpustakaan yang mendukung generasi millennial. Selain itu, yang tidak boleh ketinggalan pengelola perpustakaan dan pustakawannya juga harus information literate terhadap adanya pergeseran perubahan generasi millennial dalam kajian informasi saat ini.