Post by agiippp on Aug 17, 2017 2:00:00 GMT
Anugrah Gita Putra
Teknologi Pendidikan 2017
Generasi Milenial
Generasi Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980 an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun.
Studi tentang generasi millenial di dunia, terutama di Amerika, sudah banyak dilakukan, diantaranya yang studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley tahun 2011 dengan mengambil tema American Millennials: Deciphering the Enigma Generation. Tahun sebelumnya, 2010, Pew Research Center juga merilis laporan riset dengan judul Millennials: A Portrait of Generation Next.
Di Indonesia studi dan kajian tentang generasi millennial belum banyak dilakukan, padahal secara jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 15-34 tahun saat ini sangat besar, 34,45%. Tahun lalu memang ada sebuah majalah bisnis yang tajuk utamanya membahas generasi millennial, tapi sayang coverage liputanya masih sebatas kaitannya generasi millennial dengan dunia pemasaran, belum masuk secara substansi ke ruang lingkup kehidupan mereka secara menyeluruh.
Dibanding generasi sebelumnya, generasi millennial memang unik, hasil riset yang dirilis oleh Pew Researh Center misalnya secara gamblang menjelaskan keunikan generasi millennial dibanding generasi-generasi sebelumnya. Yang mencolok dari generasi millennial ini dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan budaya pop/musik. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet, entertainment/hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.
Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center tahun 2014 menunjukkan Generasi yang lebih muda, 15 – 24 tahun lebih menyukai topik pembicaraan yang terkait musik/film, olahraga, dan teknologi. Sementara generasi yang berusia 25 – 34 tahun lebih variatif dalam menyukai topik yang mereka perbincangkan, termasuk didalamnya sosial politik, ekonomi, dan keagamaan. Konsumsi internet penduduk kelompok usia 15 – 34 tahun juga jauh lebih tinggi dibanding dengan kelompok penduduk yang usianya lebih tua. Hal ini menunjukkan ketergantungan mereka terhadap koneksi internet sangat tinggi.
Perkembangan teknologi
Kelompok demografis milenial atau yang biasa disebut generasi Y (Gen Y) ini hidup di lingkungan yang sangat canggih dan modern. Hanya dengan sebuat gadget (Handphone) apa saja yang kita inginkan bisa terpenuhi. Iya, disaat kita sedang lapar kita bisa memesannya melalui sebuah aplikasi. Berbagai barang pun bisa kita dapatkan dengan hanya membuka sebuah aplikasi seperti bliblidotkom atau lazadadotkom dan lain-lain, kita bisa memesan barang apa pun di aplikasi tersebut, tidak perlu repot-repot pergi ke pasar atau mall karena dalam beberapa jam atau beberapa hari, barang yang kita pesan langsung sampai.
Banyak sekali kelebihan atau dampak positif dari teknologi yang dirasakan oleh generasi milenial ini, tetapi itu semua tidak menutup kemungkinan untuk tidak ada dampak negatifnya.
Keadaan lingkungan sekitar
Handphone menjadi salah satu alat komunikasi pada zaman ini. Di zaman yang dialami oleh kelompok Gen Y ini, handphone menjadi alat komunikasi dimana alat tersebut mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Banyak yang belum sadar saat ditengah keasyikan mereka menggunakan handphone untuk berkomunikasi dengan orang-orang “jauh” tersebut seringkali mereka lupa waktu dan tempat. Ditengah dan disaat mereka berkumpul dengan keluarga, tetangga, dan lingkungan, tetapi mereka malah terlalu asyik memainkan alat komunikasi teresebut. Dan juga saat mereka sedang berbincang dengan keluarga, tetangga, kerabat,dll. Kemudian bunyi “ping” penanda sebuah pesan masuk ke Handphone mereka, biasanya mereka secara reflek akan membukanya. Seringkali mereka peduli bahwa keluarga, kerabat, dan tetangga mereka sedang menceritakan sesuatu dan dia mengabaikannya dengan berkomunikasi dengan orang yang ada di handphone tersebut. Seharusnya disaat kondisi tersebut, mereka harus berinteraksi dengan orang yang ada di sekitar.
Itulah makna dari “Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”.
Lalu? Bagaimana cara membuat Gen Y agar menjadi lebih baik lagi?
Zaman yang canggih adalah zaman yang semuanya serba ada, serba mudah, serba cepat,dll. Beruntung, kelompok demografis milenial ini hidup di zaman yang canggih ini. Semuanya serba ada, mudah, dan cepat. Dengan teknologi yang canggih, justru peran orang tua harus lebih waspada lagi dalam mendidik anak anak nya. Anak yang masih dibawah umur seharusnya tidak diperkenankan untuk menggunakan gadget, karena bisa berdampak pada perilakunya dan pengetahuan si anak bisa ternodai.
“Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat” , iya, peran orang tua yang dalam mendidik anak mereka dengan mengizinkan penggunaan gadget harus lebih tegas lagi, apa itu? Batasi waktu penggunaan. Melarang penggunaan gadget saat kumpul bersama keluarga misalnya, hal itu akan membuat keluarga lebih harmonis dan bahagia.
Dengan membatasi penggunaan gadget juga akan mengurangi si anak agar tidak kecanduan. Karena apabila si anak sudah kencaduan dengan gadget akan susah untuk dilepaskan. Dan juga dengan hal itu, akan membuat si anak lebih berinteraksi dengan lingkungan sekitar
Teknologi Pendidikan 2017
Generasi Milenial
Generasi Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980 an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun.
Studi tentang generasi millenial di dunia, terutama di Amerika, sudah banyak dilakukan, diantaranya yang studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley tahun 2011 dengan mengambil tema American Millennials: Deciphering the Enigma Generation. Tahun sebelumnya, 2010, Pew Research Center juga merilis laporan riset dengan judul Millennials: A Portrait of Generation Next.
Di Indonesia studi dan kajian tentang generasi millennial belum banyak dilakukan, padahal secara jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 15-34 tahun saat ini sangat besar, 34,45%. Tahun lalu memang ada sebuah majalah bisnis yang tajuk utamanya membahas generasi millennial, tapi sayang coverage liputanya masih sebatas kaitannya generasi millennial dengan dunia pemasaran, belum masuk secara substansi ke ruang lingkup kehidupan mereka secara menyeluruh.
Dibanding generasi sebelumnya, generasi millennial memang unik, hasil riset yang dirilis oleh Pew Researh Center misalnya secara gamblang menjelaskan keunikan generasi millennial dibanding generasi-generasi sebelumnya. Yang mencolok dari generasi millennial ini dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan budaya pop/musik. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet, entertainment/hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.
Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center tahun 2014 menunjukkan Generasi yang lebih muda, 15 – 24 tahun lebih menyukai topik pembicaraan yang terkait musik/film, olahraga, dan teknologi. Sementara generasi yang berusia 25 – 34 tahun lebih variatif dalam menyukai topik yang mereka perbincangkan, termasuk didalamnya sosial politik, ekonomi, dan keagamaan. Konsumsi internet penduduk kelompok usia 15 – 34 tahun juga jauh lebih tinggi dibanding dengan kelompok penduduk yang usianya lebih tua. Hal ini menunjukkan ketergantungan mereka terhadap koneksi internet sangat tinggi.
Perkembangan teknologi
Kelompok demografis milenial atau yang biasa disebut generasi Y (Gen Y) ini hidup di lingkungan yang sangat canggih dan modern. Hanya dengan sebuat gadget (Handphone) apa saja yang kita inginkan bisa terpenuhi. Iya, disaat kita sedang lapar kita bisa memesannya melalui sebuah aplikasi. Berbagai barang pun bisa kita dapatkan dengan hanya membuka sebuah aplikasi seperti bliblidotkom atau lazadadotkom dan lain-lain, kita bisa memesan barang apa pun di aplikasi tersebut, tidak perlu repot-repot pergi ke pasar atau mall karena dalam beberapa jam atau beberapa hari, barang yang kita pesan langsung sampai.
Banyak sekali kelebihan atau dampak positif dari teknologi yang dirasakan oleh generasi milenial ini, tetapi itu semua tidak menutup kemungkinan untuk tidak ada dampak negatifnya.
Keadaan lingkungan sekitar
Handphone menjadi salah satu alat komunikasi pada zaman ini. Di zaman yang dialami oleh kelompok Gen Y ini, handphone menjadi alat komunikasi dimana alat tersebut mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Banyak yang belum sadar saat ditengah keasyikan mereka menggunakan handphone untuk berkomunikasi dengan orang-orang “jauh” tersebut seringkali mereka lupa waktu dan tempat. Ditengah dan disaat mereka berkumpul dengan keluarga, tetangga, dan lingkungan, tetapi mereka malah terlalu asyik memainkan alat komunikasi teresebut. Dan juga saat mereka sedang berbincang dengan keluarga, tetangga, kerabat,dll. Kemudian bunyi “ping” penanda sebuah pesan masuk ke Handphone mereka, biasanya mereka secara reflek akan membukanya. Seringkali mereka peduli bahwa keluarga, kerabat, dan tetangga mereka sedang menceritakan sesuatu dan dia mengabaikannya dengan berkomunikasi dengan orang yang ada di handphone tersebut. Seharusnya disaat kondisi tersebut, mereka harus berinteraksi dengan orang yang ada di sekitar.
Itulah makna dari “Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”.
Lalu? Bagaimana cara membuat Gen Y agar menjadi lebih baik lagi?
Zaman yang canggih adalah zaman yang semuanya serba ada, serba mudah, serba cepat,dll. Beruntung, kelompok demografis milenial ini hidup di zaman yang canggih ini. Semuanya serba ada, mudah, dan cepat. Dengan teknologi yang canggih, justru peran orang tua harus lebih waspada lagi dalam mendidik anak anak nya. Anak yang masih dibawah umur seharusnya tidak diperkenankan untuk menggunakan gadget, karena bisa berdampak pada perilakunya dan pengetahuan si anak bisa ternodai.
“Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat” , iya, peran orang tua yang dalam mendidik anak mereka dengan mengizinkan penggunaan gadget harus lebih tegas lagi, apa itu? Batasi waktu penggunaan. Melarang penggunaan gadget saat kumpul bersama keluarga misalnya, hal itu akan membuat keluarga lebih harmonis dan bahagia.
Dengan membatasi penggunaan gadget juga akan mengurangi si anak agar tidak kecanduan. Karena apabila si anak sudah kencaduan dengan gadget akan susah untuk dilepaskan. Dan juga dengan hal itu, akan membuat si anak lebih berinteraksi dengan lingkungan sekitar