Post by erlslangga on Aug 19, 2017 15:31:08 GMT
HITAM PUTIH SERTA ABU-ABU GENERASI MILLENIALS
Sebelumnya kalian tau gak sih apa itu generasi milenial ?.Generasi milenial adalah atau yang sering disebut dengan millenials saja adalah istilah yang populer menggantikan generasi Y (Gen Y). Lalu, apasih Generasi Y ini ? ketahuan kan kalo kamu kudet guys!
Generasi Y adalah Cohort (kelompok demografis) yang lahir setelah generasi X, angkatan orang tua kita guys!. Menurut para peneliti, Generasi Y atau Generasi Millenial ( Millenials) adalah mereka yang terlahir antara rentan tahun 1980 hingga tahun 2000. Ya kalau dihitung-hitung mulai sekarang sih, Generasi Millenials adalah merka yang memiliki rentan usia 17 hingga 37 tahun.
Penamaan milenial dicetuskan pertama kali oleh William Strauss dan Neil Howe secara luas. Mereka menciptakan istilah ini pada tahun 1987 disaat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 mulai memasuki pra-sekolah. Buku-buku yang mereka tulis mengenai kelompok milenial ini adalah : The America Future Generation 1584 to 2069 ( 1991) dan Milenial Rissing : The Next Great Generation ( 2000).
Belakangan ini generasi kita banyak dibicarakan oleh masyarakat luas, terutama oleh generasi diatas kita ( Generasi Y ) mulai dari pendidikan , moral, budaya, etika kerja, kebiasaan, ketahanan mental, dan pemanfatan teknologi karena semua itu jauh berbeda dengan saat Generasi X dan Baby Boomers, para senior nih “ angkatan bapak dan kakek kita”.
Berdasarkan infografik yang dipublikasikan oleh Redpepper, generasi millennial telah mengambil 25% populasi di Amerika Serikat dan akan mencapai 75% pekerja pada tahun 2025. Generasi millennial merupakan generasi yang paling berpendidikan, hal ini ditunjukkan dengan data sebanyak 61% para generasi millennial mampu berkuliah di perguruan tinggi.
Namun, dari tingginya angka tersebut ternyata millenials dirundung masalah baru. Dikutip dari Dailymail, Kamis (6/7/2017), peneliti juga mengatakan bahwa banyak calon mahasiswa yang dibiarkan khawatir dan bingung dengan prospek meninggalkan rumah untuk memulai pendidikan tinggi. Sebanyak 61%, generasi milenial cemas tentang memulai perkuliahan. Sementara 58% lainnya mengalami masalah persen dan 27% mengalami serangan panik.
Peneliti mengatakan banyak calon mahasiswa yang khawatir dan tidak menyadari tantangan kehidupan di kampus. Sementara itu, banyak yang mengaku tidak tahu bagaimana cara membayar tagihan. Salah seorang peneliti yang juga direktur Higher Education Policy Institute (HEPI), Nick Hillman mengatakan, “Kami tahu lebih banyak tentang apa yang dipikirkan oleh mahasiswa. Namun kami kurang mengetahui apa yang mereka harapkan di perguruan tinggi.
Dalam segi moral, para Millenials sangat jauh berbeda dengan generasi pendahulu. Pasalnya, media sosial yang berkembang saat ini membuat para millenials sangat kehilangan arah. Sebagai bangsa Indonesia, tentu budaya yang melekat pada diri pribadi adalah sopan santun dan ramah tamah yang dimiliki setiap warga negara Indonesia. Namun telah hilang begitu saja di diri para generasi Millenials. Di dunia media sosial itulah manusia tidak berinteraksi pada dunia nyata, yang menyebabkan para Millenials menjadi individualistis.
Seiring berjalan nya waktu dan juga perkembangan jaman serta media sosial, banyak fakta dan mitos tentang generasi Millenial ini. Tentunya tidak semua berita benar dan tidak pula semua berita yang berhembus itu salah. Tetapi, angkatan diatas kita memiliki anggapan yang sama, yaitu generasi Millenial adalah generasi yang malah dan juga narsis.
Dari banyaknya anggapan tentang malas dan juga narsis, maka para Millenials menanggapi dengan sebuah motivasi dan juga karya. Loh kenapa kok malah ditanggapi dengan motivasi dan karya ?. Pada kenyataan nya, para Millenials justrumembuat sebuah gebrakan dari yang tadinya disebut malas justru malah menguntungkan. Sebagai contoh, banyak sekarang para pemuda yang membuka toko lewat online (online shop) yang hanya mengandalkan jari saja, dapat bekerja dimana saja, dan juga waktu kapan saja.
Ada juga Millenials yang justru mengembangkan usaha di bidang kuliner, seperti yang kita lihat di pinggir jalan banyak tempat makan yang justru tujuan utama didirikan nya bukan untuk makan, melainkan untung bercanda, ngobrol, sharing, tertawa, bahkan dapat digunakan untuk bertemu rekan bisnis. Itu semua gebrakan yang dilakukan oleh Millenials yang berawal dari anggapan bahwa “generasi sekarang tuh malas, gamau kerja, demen nya maen hp doang “
Dilain sisi juga para Millenials memanfatkan media sosial untuk mencari uang, bukan hanya online shop saja, mereka para kaum muda yang narsis dan hobi banget foto membuka jasa pemotretan yaa endorse- endorse gitu “walaupun folowers ga seberapa sih yang penting pede”
Banyak sisi negatif dan juga sisi positif dari generasi ke generasi, maka kita harus menanggapinya secara keritis. Buang hal yang negatif dan lakukan hal yang potisiv, lebih baik lagi kita membuat suatu motivasi baru untuk mencatatkan sejarah di hitam, putih serta abu-abu generasi kita sini.
SALAM MILLENIALS GUYS !
ERLANGA EKA SAPUTRA – TP UNJ’17
Sebelumnya kalian tau gak sih apa itu generasi milenial ?.Generasi milenial adalah atau yang sering disebut dengan millenials saja adalah istilah yang populer menggantikan generasi Y (Gen Y). Lalu, apasih Generasi Y ini ? ketahuan kan kalo kamu kudet guys!
Generasi Y adalah Cohort (kelompok demografis) yang lahir setelah generasi X, angkatan orang tua kita guys!. Menurut para peneliti, Generasi Y atau Generasi Millenial ( Millenials) adalah mereka yang terlahir antara rentan tahun 1980 hingga tahun 2000. Ya kalau dihitung-hitung mulai sekarang sih, Generasi Millenials adalah merka yang memiliki rentan usia 17 hingga 37 tahun.
Penamaan milenial dicetuskan pertama kali oleh William Strauss dan Neil Howe secara luas. Mereka menciptakan istilah ini pada tahun 1987 disaat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 mulai memasuki pra-sekolah. Buku-buku yang mereka tulis mengenai kelompok milenial ini adalah : The America Future Generation 1584 to 2069 ( 1991) dan Milenial Rissing : The Next Great Generation ( 2000).
Belakangan ini generasi kita banyak dibicarakan oleh masyarakat luas, terutama oleh generasi diatas kita ( Generasi Y ) mulai dari pendidikan , moral, budaya, etika kerja, kebiasaan, ketahanan mental, dan pemanfatan teknologi karena semua itu jauh berbeda dengan saat Generasi X dan Baby Boomers, para senior nih “ angkatan bapak dan kakek kita”.
Berdasarkan infografik yang dipublikasikan oleh Redpepper, generasi millennial telah mengambil 25% populasi di Amerika Serikat dan akan mencapai 75% pekerja pada tahun 2025. Generasi millennial merupakan generasi yang paling berpendidikan, hal ini ditunjukkan dengan data sebanyak 61% para generasi millennial mampu berkuliah di perguruan tinggi.
Namun, dari tingginya angka tersebut ternyata millenials dirundung masalah baru. Dikutip dari Dailymail, Kamis (6/7/2017), peneliti juga mengatakan bahwa banyak calon mahasiswa yang dibiarkan khawatir dan bingung dengan prospek meninggalkan rumah untuk memulai pendidikan tinggi. Sebanyak 61%, generasi milenial cemas tentang memulai perkuliahan. Sementara 58% lainnya mengalami masalah persen dan 27% mengalami serangan panik.
Peneliti mengatakan banyak calon mahasiswa yang khawatir dan tidak menyadari tantangan kehidupan di kampus. Sementara itu, banyak yang mengaku tidak tahu bagaimana cara membayar tagihan. Salah seorang peneliti yang juga direktur Higher Education Policy Institute (HEPI), Nick Hillman mengatakan, “Kami tahu lebih banyak tentang apa yang dipikirkan oleh mahasiswa. Namun kami kurang mengetahui apa yang mereka harapkan di perguruan tinggi.
Dalam segi moral, para Millenials sangat jauh berbeda dengan generasi pendahulu. Pasalnya, media sosial yang berkembang saat ini membuat para millenials sangat kehilangan arah. Sebagai bangsa Indonesia, tentu budaya yang melekat pada diri pribadi adalah sopan santun dan ramah tamah yang dimiliki setiap warga negara Indonesia. Namun telah hilang begitu saja di diri para generasi Millenials. Di dunia media sosial itulah manusia tidak berinteraksi pada dunia nyata, yang menyebabkan para Millenials menjadi individualistis.
Seiring berjalan nya waktu dan juga perkembangan jaman serta media sosial, banyak fakta dan mitos tentang generasi Millenial ini. Tentunya tidak semua berita benar dan tidak pula semua berita yang berhembus itu salah. Tetapi, angkatan diatas kita memiliki anggapan yang sama, yaitu generasi Millenial adalah generasi yang malah dan juga narsis.
Dari banyaknya anggapan tentang malas dan juga narsis, maka para Millenials menanggapi dengan sebuah motivasi dan juga karya. Loh kenapa kok malah ditanggapi dengan motivasi dan karya ?. Pada kenyataan nya, para Millenials justrumembuat sebuah gebrakan dari yang tadinya disebut malas justru malah menguntungkan. Sebagai contoh, banyak sekarang para pemuda yang membuka toko lewat online (online shop) yang hanya mengandalkan jari saja, dapat bekerja dimana saja, dan juga waktu kapan saja.
Ada juga Millenials yang justru mengembangkan usaha di bidang kuliner, seperti yang kita lihat di pinggir jalan banyak tempat makan yang justru tujuan utama didirikan nya bukan untuk makan, melainkan untung bercanda, ngobrol, sharing, tertawa, bahkan dapat digunakan untuk bertemu rekan bisnis. Itu semua gebrakan yang dilakukan oleh Millenials yang berawal dari anggapan bahwa “generasi sekarang tuh malas, gamau kerja, demen nya maen hp doang “
Dilain sisi juga para Millenials memanfatkan media sosial untuk mencari uang, bukan hanya online shop saja, mereka para kaum muda yang narsis dan hobi banget foto membuka jasa pemotretan yaa endorse- endorse gitu “walaupun folowers ga seberapa sih yang penting pede”
Banyak sisi negatif dan juga sisi positif dari generasi ke generasi, maka kita harus menanggapinya secara keritis. Buang hal yang negatif dan lakukan hal yang potisiv, lebih baik lagi kita membuat suatu motivasi baru untuk mencatatkan sejarah di hitam, putih serta abu-abu generasi kita sini.
SALAM MILLENIALS GUYS !
ERLANGA EKA SAPUTRA – TP UNJ’17