Post by dhamir on Aug 20, 2017 6:22:29 GMT
GENERASI MILLENNIAL DAN BUNUH DIRI
Bicara tentang generasi millennial, yang pertama kali terpikirkan oleh kita adalah generasi yang sudah serba enak. Ya, generasi millennial sejak lahir sudah mendapatkan beberapa kemudahan dalam melakukan aktivitasnya. Mereka yang lahir di antara tahun 1980-2000 itulah yang disebut sebagai generasi millennial. Mereka lah yang dari awal sudah mendapatkan berbagai kenikmatan instan seperti TV ber-remote dan sudah berwarna, adanya handphone yang membuat mereka tidak perlu lagi membuat surat, dan berbagai kemudahan kemudahan lain yang mereka dapatkan.
Generasi Millennial yang sudah mendapatkan akses internet pun menjadi pengguna aktif di berbagai media sosial yang ada. Mereka menjadi lebih aktif di dunia maya dibanding di dunia nyata. Hal ini berdampak kepada jiwa sosial mereka, mereka yang berani di dunia maya mungkin akan menjadi pengecut di dunia nyata, mereka yang lebih aktif di dunia maya akan merasa malas dengan berinteraksi secara langsung. Mereka pun akan kesulitan dalam bergaul dan lebih memilih untuk menyendiri di dalam kamarnya, hal ini dapat menjadikan mereka orang yang apatis,.
Jika sudah begini, maka mereka akan kesulitan dalam berinteraksi secara langsung. Mereka akan menjadi lebih banyak diam dibandingkan saat mereka berinteraksi di dunia maya. Mendapatkan teman pun akan menjadi lebih sulit karena tidak adanya keberanian didalam diri mereka. Mereka pun akan menjadi ansos (anti sosial), mereka akan lebih banyak menyendiri, mereka merasa jika mereka tidak butuh orang lain, padahal kita adalah mahluk sosial, dan berinteraksi adalah sebuah kebutuhan untuk kita
Untuk mendapatkan pekerjaan pun sulit. Mungkin orang-orang di generasi millennial berpengetahuan luas, mempunyai gelar yang bagus, dan berpendidikan yang tinggi. Namun hal tersebut tidak dapat memastikan mereka mendapat hidup yang lebih baik atau hidup dengan bahagia. Mereka sulit mendapatkan pekerjaan karena kurangnya social skill yang mereka miliki. Pada saat kita bekerja, kita dituntut untuk dapat berinteraksi dengan sesama rekan pekerja yang lain agar dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan mudah. Namun mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan yang lain akan mengalami kesulitan, mereka pun akan tertinggal dibanding pekerja lain yang memiliki kemampuan berinteraksi lebih baik dibandingnya.
Karena ketertinggalan ini lah mereka akan di phk dan menjadikan mereka sebagai pengangguran. Sifat mereka yang apatis, tidak memiliki kemampuan berinteraksi yang baik, tidak memiliki teman, dan tidak memiliki pekerjaan ini dapat membuat mereka depresi. Mereka yang depresi ini akan dengan mudahnya berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena mereka merasa terlalu sulit untuk melanjutkan hidup mereka. Kasus bunuh diri inilah yang menjadi permasalahan serius untuk para kaum generasi millennial.