Post by Jordan Saragih on Aug 21, 2017 17:33:04 GMT
Istilah generasi millennial memang sering kita dengar bahkan kita sebut dalam kehidupan kita sehari hari. Generasi millennial atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Generasi Y adalah cohort (kelompok demografis) yang lahir setelah Generasi X.
Menurut para peneliti sosial, generasi Y atau millennial ini lahir pada rentang tahun 1980an hingga 2000. Dengan kata lain, generasi millennial ini adalah anak-anak muda yang saat ini berusia antara 15-35 tahun. Generasi millennial di Indonesia merupakan aset masa depan bangsa Indonesia, diperkirakan pada tahun 2030, sebesar 70% dari usia produktif negeri ini, mayoritas datang dari generasi millennial.
Generasi millenial memiliki karakteristik yang khas, kita lahir di zaman TV sudah berwarna dan memakai remote, sejak masa sekolah sudah menggunakan handphone, sekarang tiap tahun ganti smartphone dan internet menjadi kebutuhan pokok, berusaha untuk selalu terkoneksi di manapun, eksistensi sosial ditentukan dari jumlah follower dan like, punya tokoh idola, menggandrungi genre musik dan budaya pop yang sedang booming, ikut semua gejala-gejala kekinian lainnya yang tak habis-habisnya membuat generasi orangtua kita kebingungan mengikutinya.
Ironi tentang generasi millenial, membuat generasi ini milik generasi berkarakter apatis, dan cenderung individualis. Hal ini didasari karena kedekatan dengan internet dan media sosial yang bisa diakses sembari bersantai di kamar dengan gadget di genggaman tangan. Teknologi adalah mainan baru yang membuat asyik dengan dunianya sendiri, menjadi generasi yang nyaman dalam kesendiriannya, bahkan membuat dia menjadi apatis atau acuh tak acuh.
Pola pikir 'muda kerja keras, tua menikmati' sepertinya tidak lagi cocok untuk generasi Y atau generasi millenial yang enerjik ini, karena itu juga kaum millennial sering dianggap sebagai golongan yang malas bekerja. Hal itu disebabkan karena generasi millenial akan cenderung cepat bosan dan memilih hengkang dari perusahaan. Selain itu generasi milenial yang tergolong individu yang mandiri merasa tidak perlu banyak didikte soal pekerjaan. Sedangkan bagaimana cara dan metodenya biarkan kemandirian mereka sendiri yang mengolahnya. Para kaum millenial ingin memiliki berjuta kesempatan, dan segudang pengalaman. Maka itu mereka lebih sering keluar masuk perusahaan untuk mencari tempat mana yang bisa memberi banyak kesempatan untuk mereka meraih karir yang diimpikan. Generasi millenial juga lebih beranggapan dengan percaya dengan kehidupan, bukan keseimbangan kerja dan hidup. Maksudnya disini, pekerjaan bukan segalanya bagi generasi ini, mereka lebih menginginkan banyak waktu untuk teman, keluarga, hobi dan beberapa kebahagiaan kecil. Mereka kerja untuk hidup, bukan hidup untuk kerja inilah kosep yang membuat bisnis gaya hidup sangat populer untuk generasi ini. Mereka ingin menggabungkan hobi dan pekerjaan sehingga dapat mengerjakan semua kesenangan mereka.
Tapi, dibalik semua hal buruk tentang apa yang mereka lekatkan pada generasi millennial, ternyata ada juga keuntungan kita menjadi kaum millennial. Pasalnya, generasi Y muncul bersamaan dengan hadirnya teknologi ke muka bumi. Alhasil, para millenial atau generasi Y ini sangat terpakai dikenal sebagai generasi yang paling melek terhadap teknologi yang sedang berkembang saat ini.
Seperti yang dikatakan di atas, millenial muncul bersamaan dengan perkembangan pesat teknologi. Itu artinya, sejak dini para generasi Y ini telah dijejali berbagai jenis teknologi. Mulai dari komputer, laptop, hingga smartphone. Beruntung bagi milenial, pasalnya melek teknologi juga menjadi standar bagi beberapa perusahaan dalam merekrut pekerja.
Hubungan milenial dan teknologi sangat erat. Berkat hubungannya dengan teknologi tersebut, milenial selalu memiliki koneksi untuk berhubungan ke dunia luar. Sehingga mampu mengakses segala informasi di dunia digital sejak dini. Inilah pembeda generasi Y dengan generasi sebelumnya. Akses informasi yang begitu luas, membuat wawasan milenial sangat luas.
Berkaitan dengan hubungan milenial dan teknologi, milenial berkemungkinan besar selalu up to date dengan pemberitaan dan perbincangan yang sedang hangat saat ini. Seperti isu-isu baru terkait dunia politik, negara, ekonomi, hingga teknologi. Selalu terkoneksi dengan internet, membuat para milenial mudah menjangkau informasi secara cepat.
Akses informasi yang luas membuat kaum milenial lebih beragam dan terbuka dalam memandang suatu persoalan. Hal tersebut menyebabkan kaum milenial lebih terbuka dan toleran pada segala perbedaan termasuk perbedaan pendapat. Ya,walaupun akhir-akhir ini sedang marak isu-isu yang bertujuan memecah perbedaan,tapi tidak kalah banyak juga masyarakat yang masih hidup bertoleran antar sesama.
Menurut para peneliti sosial, generasi Y atau millennial ini lahir pada rentang tahun 1980an hingga 2000. Dengan kata lain, generasi millennial ini adalah anak-anak muda yang saat ini berusia antara 15-35 tahun. Generasi millennial di Indonesia merupakan aset masa depan bangsa Indonesia, diperkirakan pada tahun 2030, sebesar 70% dari usia produktif negeri ini, mayoritas datang dari generasi millennial.
Generasi millenial memiliki karakteristik yang khas, kita lahir di zaman TV sudah berwarna dan memakai remote, sejak masa sekolah sudah menggunakan handphone, sekarang tiap tahun ganti smartphone dan internet menjadi kebutuhan pokok, berusaha untuk selalu terkoneksi di manapun, eksistensi sosial ditentukan dari jumlah follower dan like, punya tokoh idola, menggandrungi genre musik dan budaya pop yang sedang booming, ikut semua gejala-gejala kekinian lainnya yang tak habis-habisnya membuat generasi orangtua kita kebingungan mengikutinya.
Ironi tentang generasi millenial, membuat generasi ini milik generasi berkarakter apatis, dan cenderung individualis. Hal ini didasari karena kedekatan dengan internet dan media sosial yang bisa diakses sembari bersantai di kamar dengan gadget di genggaman tangan. Teknologi adalah mainan baru yang membuat asyik dengan dunianya sendiri, menjadi generasi yang nyaman dalam kesendiriannya, bahkan membuat dia menjadi apatis atau acuh tak acuh.
Pola pikir 'muda kerja keras, tua menikmati' sepertinya tidak lagi cocok untuk generasi Y atau generasi millenial yang enerjik ini, karena itu juga kaum millennial sering dianggap sebagai golongan yang malas bekerja. Hal itu disebabkan karena generasi millenial akan cenderung cepat bosan dan memilih hengkang dari perusahaan. Selain itu generasi milenial yang tergolong individu yang mandiri merasa tidak perlu banyak didikte soal pekerjaan. Sedangkan bagaimana cara dan metodenya biarkan kemandirian mereka sendiri yang mengolahnya. Para kaum millenial ingin memiliki berjuta kesempatan, dan segudang pengalaman. Maka itu mereka lebih sering keluar masuk perusahaan untuk mencari tempat mana yang bisa memberi banyak kesempatan untuk mereka meraih karir yang diimpikan. Generasi millenial juga lebih beranggapan dengan percaya dengan kehidupan, bukan keseimbangan kerja dan hidup. Maksudnya disini, pekerjaan bukan segalanya bagi generasi ini, mereka lebih menginginkan banyak waktu untuk teman, keluarga, hobi dan beberapa kebahagiaan kecil. Mereka kerja untuk hidup, bukan hidup untuk kerja inilah kosep yang membuat bisnis gaya hidup sangat populer untuk generasi ini. Mereka ingin menggabungkan hobi dan pekerjaan sehingga dapat mengerjakan semua kesenangan mereka.
Tapi, dibalik semua hal buruk tentang apa yang mereka lekatkan pada generasi millennial, ternyata ada juga keuntungan kita menjadi kaum millennial. Pasalnya, generasi Y muncul bersamaan dengan hadirnya teknologi ke muka bumi. Alhasil, para millenial atau generasi Y ini sangat terpakai dikenal sebagai generasi yang paling melek terhadap teknologi yang sedang berkembang saat ini.
Seperti yang dikatakan di atas, millenial muncul bersamaan dengan perkembangan pesat teknologi. Itu artinya, sejak dini para generasi Y ini telah dijejali berbagai jenis teknologi. Mulai dari komputer, laptop, hingga smartphone. Beruntung bagi milenial, pasalnya melek teknologi juga menjadi standar bagi beberapa perusahaan dalam merekrut pekerja.
Hubungan milenial dan teknologi sangat erat. Berkat hubungannya dengan teknologi tersebut, milenial selalu memiliki koneksi untuk berhubungan ke dunia luar. Sehingga mampu mengakses segala informasi di dunia digital sejak dini. Inilah pembeda generasi Y dengan generasi sebelumnya. Akses informasi yang begitu luas, membuat wawasan milenial sangat luas.
Berkaitan dengan hubungan milenial dan teknologi, milenial berkemungkinan besar selalu up to date dengan pemberitaan dan perbincangan yang sedang hangat saat ini. Seperti isu-isu baru terkait dunia politik, negara, ekonomi, hingga teknologi. Selalu terkoneksi dengan internet, membuat para milenial mudah menjangkau informasi secara cepat.
Akses informasi yang luas membuat kaum milenial lebih beragam dan terbuka dalam memandang suatu persoalan. Hal tersebut menyebabkan kaum milenial lebih terbuka dan toleran pada segala perbedaan termasuk perbedaan pendapat. Ya,walaupun akhir-akhir ini sedang marak isu-isu yang bertujuan memecah perbedaan,tapi tidak kalah banyak juga masyarakat yang masih hidup bertoleran antar sesama.