Post by bimantoro on Aug 6, 2018 15:19:28 GMT
Generasi Emas Indonesia di Tahun 2045
Critical Thinking
(By : Satrio Bimantoro)
Di zaman sekarang ini sedang maraknya berita-berita hoax yang tersebar di media massa khususnya internet. Yang sering terjadi adalah ketika kita dipaparkan berita hoax tersebut terlalu banyak masyarakat Indonesia menelan mentah-mentah berita tersebut tanpa meriset, mengulik ataupun mencari kebenaran dari berita tersebut. Namun bagaimana cara merespon hal tersebut? Tentu saja dengan berpikir kritis.
Berpikir kritis (Critical Thinking) adalah pola pikir yang memungkinkan manusia menganalisa masalah berdasarkan data yang relevan dengan tujuan dapat mencari kemungkinan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang terbaik. Disadari atau tidak kita sering melihat ataupun melakukan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa berpikir kritis begitu penting? Agar segala sesuatu yang kita terima tidak kita telan mentah-mentah dan dapat menemukan kebenarannya sesuai dengan fakta yang ada. Seseorang yang membiasakan berpikir kritis tidak akan mudah menjadi korban pembodohan karena ia tidak akan benar-benar mempercayai sesuatu sebelum ia menemukan penjelasan yang logis.
Memiliki pemikiran kritis juga berarti memiliki kesadaran kritis, yaitu kesadaran yang aktif terlibat dan melibatkan diri dengan realitas. Artinya ia tidak hanya duduk diam dan menerima tetapi juga ikut berupaya mencari solusi atau mencari sebab akibat permasalahan yang ada. Manusia yang memiliki kesadaran kritis memiliki kemampuan untuk menganalisa dan menafsirkan suatu masalah atau persoalan dengan mencari penjelasan sebab akibat yang luas dan mendalam. Berpikir kritis juga menjadikan manusia dapat lebih bersifat terbuka dan aktif.
Kegiatan ini bisa kita aplikasikan di berbagai tempat dan setiap waktu, salah satunya dunia kampus. Mahasiswa dituntut untuk membiasakan berpikir kritis untuk memecahkan suatu masalah ataupun mengambil sebuah keputusan.
Contoh kecilnya adalah ketika mahasiswa baru diwajibkan datang dan sampai di kampus selambat-lambatnya pukul 05.00 untuk mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jakarta. Maba akan dituntut berpikir bagaimana caranya datang tepat waktu dengan catatan tidak diizinkan membawa kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi. Secara tidak langsung pihak kampus sudah mulai membiasakan mahasiswa barunya untuk berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah dan pengambilan keputusan yang bijak dengan memperhitungkan resikonya.
Salah satu cara penerapan berpikir kritis di kampus adalah dengan berdiskusi. Semakin sering kita berdiskusi, semakin banyak pula kita mendapat ilmu-ilmu baru dari apa yang disampaikan oleh rekan-rekan diskusi kita. Biasanya bahan diskusi adalah terkait problem solving suatu peristiwa atau kejadian.
Banyak manfaat yang kita dapatkan jika kita rajin berdiskusi. Di antaranya adalah kita bisa berlatih untuk saling menghargai dengan orang yang berbeda pendapat dengan kita. kita juga dilatih untuk mengembangkan kemampuan analisis kita. Wawasan kita semakin bertambah luas. Selain berpikir, diskusi juga melatih kita untuk berani mengemukakan pendapat.
Pihak kampus pun sudah memfasilitasi hal tersebut melalui kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler. Organisasi adalah salah satu wadah untuk mahasiswa mengembangkan kegiatan berpikir kritis. Akan ada permasalahan-permasalahan yang akan melatih kemampuan berpikirnya. Karena itu mahasiswa perlu ikut terlibat dalam organisasi di dalam kampus yang membantu mahasiswa bersosialisasi dan berinteraksi. Ada beberapa wadah yang telah disiapkan oleh pihak kampus, seperti ; Organisasi Kemahasiswaan Kampus (OKK), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Forum Kerjasama Mahasiswa (FKM).
Jadi berpikir kritis tidak hanya untuk membedakan mana berita hoax dan fakta, namun juga digunakan untuk penyelesaian suatu masalah serta pengambilan keputusan dalam situasi tertentu. Berpikir kritis perlu dibiasakan mulai dari sekarang supaya generasi masa depan bangsa tidak mudah dibodohi oleh informasi yang tersebar di media massa. Selain itu keterampilan menganalisa dan problem solving juga akan terasah dan dapat diaplikasikan dalam dunia perkuliahan, pekerjaan, serta kehidupan sehari-hari