Post by karismains on Aug 14, 2018 9:05:42 GMT
Generasi Intelektual Indonesia 2045
Oleh : Karisma Insani
Mengapa di tahun 2045 disebut sebagai tahun Generasi Emas? Di tahun 2045 adalah momentum yang sangat bersejarah bagi Indonesia. Karena pada tahun tersebut Indonesia akan genap berusia 100 tahun atau 1 abad. Bukan tanpa sebab mengapa disebut Generasi Emas 2045. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia sebanyak 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 dan diatas 64 tahun). Artinya pada tahun 2045, Indonesia akan didominasi oleh para pemuda pemudi. Merekalah yang akan menjadi pemimpin Indonesia generasi selanjutnya.
Lalu, bagaimanakah kualitas pemuda pemudi Indonesia? Apakah mereka sudah siap untuk menjadi pemimpin perubahan untuk menjadikan Indonesia lebih baik? Untuk itu, kita perlu mempersiapkan diri sebagai pemuda pemudi Generasi Emas Indonesia tahun 2045. Salah satu caranya adalah dengan “Critical Thinking” atau‘Berpikir Kritis”. Apa itu berpikir kritis? Menurut Surya (2011:131), berpikir kritis merupakan kegiatan yang aktif, gigih, dan pertimbangan yang cermat mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan apapun yang diterima dan dipandang dari berbagai sudut alasan yang mendukung dan menyimpulkan.
Saat ini, kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa memiliki peran dan fungsi penting dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Mahasiswa juga sering disebut kelompok intelektual. Generasi perintis perubahan dalam rangka membentuk kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik. Bagaimanakah cara mahasiswa mengimplementasikan kemampuan berpikir kritis dalam kampus? Kita dapat menerapkannya pada saat musyawarah. Misalnya, kelompok mahasiswa ingin mengadakan event lomba/pertandingan. Sebelum acara tersebut dimulai, pasti akan diadakan musyawarah terlebih dahulu agar acara yang akan diselenggarakan berjalan dengan lancar. Pada saat bermusyawarah itulah, kemampuan berpikir kritis kita dibutuhkan. Ketika musyawarah, kita dapat menuangkan ide-ide dan kreatifitas kita, mengemukakan pendapat di depan umum, mendengar pendapat dan masukan dari anggota lain, mendiskusikan resiko yang mungkin akan terjadi dan mencari solusinya, serta menyusun acara sedemikian rupa agar menjadi acara yang berkualitas dan menyenangkan.
Selain dalam bermusyawarah, kita juga dapat menerapkan “Berpikir Kritis” pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Ketika KBM berlangsung, kita dapat mendiskusikan persoalan-persoalan yang mungkin mengganjal pikiran kita. Kita dapat berbagi informasi dan pengetahuan dengan teman-teman, serta mengembangkan informasi tersebut menjadi lebih luas. Kita dapat mengeksplorasi ilmu pengetahuan dan solusi terkait masalah dalam persoalan tersebut. Dalam KBM, kita juga pasti memiliki tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Disitulah pola berpikir kritis kita dapat digunakan. Bagaimana cara kita menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk selalu peka dan kritis terhadap isu-isu sosial yang sedang terjadi di sekitar. Seperti ketika suatu pemerintahan sudah dirasa tidak baik atau melenceng dari jalannya, biasanya mahasiswa akan menunjukkan sifat kritisnya untuk menuntut terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan intelektualitasnya, mahasiswa diharapkan dapat menyalurkan aspirasi dan solusi terbaik terhadap permasalahan dalam masyarakat. Mahasiswa harus memiliki pikiran yang kritis dan terbuka dalam menghadapi persoalan tersebut. Biasanya mahasiswa akan menunjukkan aksi pergerakan demonstrasi. Namun, sebelum melakukannya, kita harus berpikir apakah demonstrasi yang kita lakukan ini ada esensinya atau tidak. Jangan sampai, terjadi tindakan kekerasan dan anarkis.
Dengan intelektualitas kita sebagai mahasiswa, diharapkan kita dapat memberikan kontribusi untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Mari kita buat pergerakan perubahan sebagai Generasi Emas Indonesia Tahun 2045 dengan pikiran yang lebih terbuka, lebih kritis, dan lebih peka terhadap isu-isu yang ada di lingkungan sosial kita. Mari kita jadi pemimpin yang dapat membawa perubahan besar terhadap Indonesia. Jayalah negeriku, majulah bangsaku !
#PKKMBTPUNJ2018_3
Oleh : Karisma Insani
Mengapa di tahun 2045 disebut sebagai tahun Generasi Emas? Di tahun 2045 adalah momentum yang sangat bersejarah bagi Indonesia. Karena pada tahun tersebut Indonesia akan genap berusia 100 tahun atau 1 abad. Bukan tanpa sebab mengapa disebut Generasi Emas 2045. Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia sebanyak 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 dan diatas 64 tahun). Artinya pada tahun 2045, Indonesia akan didominasi oleh para pemuda pemudi. Merekalah yang akan menjadi pemimpin Indonesia generasi selanjutnya.
Lalu, bagaimanakah kualitas pemuda pemudi Indonesia? Apakah mereka sudah siap untuk menjadi pemimpin perubahan untuk menjadikan Indonesia lebih baik? Untuk itu, kita perlu mempersiapkan diri sebagai pemuda pemudi Generasi Emas Indonesia tahun 2045. Salah satu caranya adalah dengan “Critical Thinking” atau‘Berpikir Kritis”. Apa itu berpikir kritis? Menurut Surya (2011:131), berpikir kritis merupakan kegiatan yang aktif, gigih, dan pertimbangan yang cermat mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan apapun yang diterima dan dipandang dari berbagai sudut alasan yang mendukung dan menyimpulkan.
Saat ini, kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa memiliki peran dan fungsi penting dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Mahasiswa juga sering disebut kelompok intelektual. Generasi perintis perubahan dalam rangka membentuk kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik. Bagaimanakah cara mahasiswa mengimplementasikan kemampuan berpikir kritis dalam kampus? Kita dapat menerapkannya pada saat musyawarah. Misalnya, kelompok mahasiswa ingin mengadakan event lomba/pertandingan. Sebelum acara tersebut dimulai, pasti akan diadakan musyawarah terlebih dahulu agar acara yang akan diselenggarakan berjalan dengan lancar. Pada saat bermusyawarah itulah, kemampuan berpikir kritis kita dibutuhkan. Ketika musyawarah, kita dapat menuangkan ide-ide dan kreatifitas kita, mengemukakan pendapat di depan umum, mendengar pendapat dan masukan dari anggota lain, mendiskusikan resiko yang mungkin akan terjadi dan mencari solusinya, serta menyusun acara sedemikian rupa agar menjadi acara yang berkualitas dan menyenangkan.
Selain dalam bermusyawarah, kita juga dapat menerapkan “Berpikir Kritis” pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Ketika KBM berlangsung, kita dapat mendiskusikan persoalan-persoalan yang mungkin mengganjal pikiran kita. Kita dapat berbagi informasi dan pengetahuan dengan teman-teman, serta mengembangkan informasi tersebut menjadi lebih luas. Kita dapat mengeksplorasi ilmu pengetahuan dan solusi terkait masalah dalam persoalan tersebut. Dalam KBM, kita juga pasti memiliki tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Disitulah pola berpikir kritis kita dapat digunakan. Bagaimana cara kita menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk selalu peka dan kritis terhadap isu-isu sosial yang sedang terjadi di sekitar. Seperti ketika suatu pemerintahan sudah dirasa tidak baik atau melenceng dari jalannya, biasanya mahasiswa akan menunjukkan sifat kritisnya untuk menuntut terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan intelektualitasnya, mahasiswa diharapkan dapat menyalurkan aspirasi dan solusi terbaik terhadap permasalahan dalam masyarakat. Mahasiswa harus memiliki pikiran yang kritis dan terbuka dalam menghadapi persoalan tersebut. Biasanya mahasiswa akan menunjukkan aksi pergerakan demonstrasi. Namun, sebelum melakukannya, kita harus berpikir apakah demonstrasi yang kita lakukan ini ada esensinya atau tidak. Jangan sampai, terjadi tindakan kekerasan dan anarkis.
Dengan intelektualitas kita sebagai mahasiswa, diharapkan kita dapat memberikan kontribusi untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Mari kita buat pergerakan perubahan sebagai Generasi Emas Indonesia Tahun 2045 dengan pikiran yang lebih terbuka, lebih kritis, dan lebih peka terhadap isu-isu yang ada di lingkungan sosial kita. Mari kita jadi pemimpin yang dapat membawa perubahan besar terhadap Indonesia. Jayalah negeriku, majulah bangsaku !
#PKKMBTPUNJ2018_3