Post by aldianto on Aug 10, 2017 15:53:21 GMT
Problem and Problem Solving
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang generasi milenial alias generasi kekinian yang sekarang sudah menjadi bagian dari diri kita.
Ya sesuai namanya generasi milenial, adalah generasi baru yang seharusnya bisa membawa suatu perubahan baik entah itu pada diri sendiri atau lingkungan sekitar. Generasi milenial seharusnya menjadi generasi kemajuan bagi bangsa Indonesia, tetapi sangat disayangkan bahwa generasi milenial ini mempunyai beberapa masalah yang sulit untuk dihadapi.
Pada artikel ini, saya akan membahas beberapa masalah yang terjadi di generasi milenial ini, dan saya akan memberikan sedikit tips untuk para pembaca agar bisa merenungi diri sendiri apakah kalian mempunyai masalah yang saya bahas atau tidak, serta mampu mengambil keputusan yang tepat.
Baiklah, permasalahan yang teradi yang paling sering kita temui di generasi kali ini adalah permasalahan perasaan, atau bisa disebut cinta. Ada suatu syair yang mengatakan hidup tanpa cinta bagai taman tak berbungan. Namun perlu kita sadarai hal sepele seperti ini yang cenderung banyak dialami remaja zaman sekarang sehingga menimbulkan masalah lain yang seharusnya tidak terjadi.
Tidak bisa dipungkiri banyaknya kekerasan yang terjadi karena mengatasnamakan cinta terhadap seseorang lalu ditolak dan akhirnya kekerasan pun terjadi. Bahkan lebih parahnya kematianlah yang menjemput.
Banyak remaja yang saling menyakiti hanya untuk memperebutkan cinta semu yang mereka anggap sepesial, bahkan ada saja yang bunuh diri karena masalah tersebut. Padahal cinta adalah perasaan murni yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada setiap insan untuk merasakan suatu kebahagian, tetapi sekali lagi kita salah menggunakannya.
Oleh sebab itu banyaknya organisasi rohani, baik islam ataupun agama lainnya, adalah suatu yang baik, agar kita dibimbing dan diajari bahwa hidup itu jauh lebih berharga dibanding mengejar cinta yang semu. Tidak, tidak salah jika seseorang mengejar cintanya, tetapi bagi remaja hal tersebut merupakan hal yang terlalu dini.
Sebagai remaja sudah seharusnya mempunya planning ke depan kan? Agar masalah cintanya mulus dan berakhir bahagia sampai hanya maut yang memsiahkan. Namun, bagaimana caranya? Tentunya dengan merancang masa depan yang lebih baik, yakin deh bagi cowo dompet tebel itu ibarat harga diri, dan bagi perempuan wajah dan hati yang baik bagai berlian yang pantas dibeli dengan mahal hehe.
Tidak hanya masalah percintaan, remaja zaman sekarang banyak yang galau karena memikirkan apa yang mereka inginkan tetapi belum tercapai. Jika apa yang diinginkannya adalah hal yang bagus, mengapa tidak? Tetapi keinginan remaja bermacam-macam apalagi bagi remaja yang tinggal di perkotaan, apalagi di ibu kota, tidak akan lepas dari hasrat ingin memiliki gadget kekinian, ya kan?.
Walau permasalahan gadget sudah sampai di perdesaan, dan memang sudah seharusnya dikembangkan dan dimajukan, tetapi ini adalah masalah serius. Banyak generasi milineal ini yang seakan-akan bodoh tapi pinter, Lho?, ya semacam jika mereka tidak diberikan telepon genggam terbaru oleh orangtuanya mereka tidak mau sekolah, bodoh kelihatannya, tapi pinter kan caranya? Banyak orang tua yang termakan rayuan anaknya demi kebahagiaannya anaknya.
Sadarkah kita permasalahan gadget tersebut sebenarnya lebih mudah dihadapi?, jika kita tau bagaimana cara beryukur lebih banyak, maka seharusnya kita tau realita zaman sekarang. Katanya sih generasi milenial, generasi emas, generasi kemajuan, generasi penuh dengan teknologi, bagaimana keadaan sesungguhnya? Liat saja anak-anak di perdesaan yang bahkan ingin sekolah saja susah apalagi sampai meminta telepon genggam terbaru? Seperti aipon sepen?.
Jika kita mengetahui bagaimana cara bersyukur yang benar, mungkin keinginan kita untuk membeli telepon genggam terbaru, akan berubah menjadi keinginan besar untuk mengabdi pada negara dan berguna bagi pendidikan yang jauh lebih baik bagi anak-anak yang berada di luar perkotaan alias perdesaan.
Walaupun demikian, jika kita bandingkan antara kota dan desa mungkin memang lebih maju teknologi di kota, tetapi jangan salah, permasalahan yang berikutnya yang dirasakan atau mungkin tidak diketahui banyak orang kota adalah kalah saingnya semangat kita dengan anak-anak di desa.
Bisa kita lihat kenyataannya, banyak anak-anak dari perdesaan yang bisa mengejutkan negara Indonesia, seperti yang belum lama ini terjadi, seorang bocah dapat mengubah pohon kedondong menjadi sumber tenaga listrik, dan yang sudah lama seperti tim nasional U-17 yang dahulu pernah membawa nama Indonesia menjadi kebanggaan yang tidak ada balasannya, kebanyakan mereka adalah anak-anak dari desa.
Sebagai remaja kekinian yang katanya sudah maju dalam bidang teknologi, sudah seharusnya kita bisa lebih maju dari mereka, menggunakan teknologi menjadi bermanfaat, menggunakan teknologi demi kemajuan bangsa. Karena itulah salah satu Universitas di Jakarta, tepatnya UNJ, siapa sih yang tidak tahu? Bahkan banyak orang dari luar Jakarta masuk UNJ, mempunyai satu prodi yang akan mengubah image teknologi yang tadinya banyak dipakai oleh anak kekinian hanya untuk bersenang-senang, menjadi bermanfaat bagi kemajuan pendidikan bangsa.
Kira-kira prodi apakah itu? Prodi tersebut adalah teknologi pendidikan, keliatan kan dari namanya saja? Haha, menggabungkan teknologi dan pendidikan yang memang dari dulu tak pernah bisa dipisahkan. Seiring berkembangnya pendidikan, teknologi semakin maju, dan sekarang semakin maju tekonogi, harusnya bisa dimanfaatkan mejadi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Oleh sebab itu kita sebagai generasi milenial harus selalu semangat dalam menuntut ilmu(bukan di persidangan ya), agar kelak bangsa ini menjadi bangsa yang ditakutkan oleh bangsa lain, menjadi bangsa yang disegani, dan menjadi bangsa nomer satu di dunia.
Sekian dulu ya guys artikel kali ini, karena jika saya membahas semua masalah yang ada di generasi milenial ini tidak ada habisnya haha. Kalau begitu jika ada salah kata dan info dalam artikel ini, mohon dimaafkan, ambil baiknya, buang buruknya, sekian.