Post by rennyrb69 on Aug 11, 2017 8:08:21 GMT
Nama : Renny Rochimawati Busyaeri
Prodi : Teknologi Pendidikan
Generasi Millenial
Generasi Millenial adalah genarasi yang dilahirkan antara tahun 1982-2000. Semula akan akan dipopulerkan sebagai generasi Y karena merupakan generasi penerus dari generasi X, tetapi mengalami resistensi. Mengingat generasi ini menandai datangnya millennium baru yaitu millennia 21, maka penyebutan generasi millennia lebih diterima dan lebih popular dari pada generasi Y.
Dengan perkembangan teknologi dan komputer yang semakin maju, generasi ini tumbuh dalam iklim yang sangat “kental” dengan teknologi dan serbuan informasi yang cepat dan canggih. Generasi ini adalah generasi yang cepat menerima dan mengadopsi informasi yang lebih cepat, dan akan mencapai kebosanan apabila menjalani metode pelajaran tradisional. Generasi Millenials muncul untuk menjadi generasi yang muncul untuk menjadi teknologi yang paling canggih, yang mencakup teknologi muktahir seperti iPod, MP3s, kamera ponsel, PDA, kamera digital dan DVD Player. Generasi Millenal disebut sebagai anak-anak remote control karena mereka menghadapi perubahan yang terus menerus. Mereka selalu mencari tantangan, mempunyai rencana jangka panjang, optimistic, menghargai pengalaman pribadi dan punya pemikiran yang kritis.
Gaya belajar generasi millennial adalah berbasis indra (misalnya visual, audio dan lainnya) yang berbasis kepada kepribadian dan bakat mereka. Karena dalam kehidupan mereka sehari-hari teknologi sudah menjadi bagian dari hidup mereka dan merupakan abad informasi untuk mereka dalam mencerminkan pola pikir mereka dalam gaya belajar pada generasi millineal ini. Generasi ini memperlihatkan gaya belajar yang berbeda. Pembelajaran mereka tercermin lebih interaktif melalui kerjasama tim, pengalaman, kolaborasi dan kelompok berpikir, mandiri dan tersturuktur dalam penggunaan teknologi.
Salah satu karakter generasi millennial adalah “multitasking adalah cara hidup” yaitu penanganan informasi dan berkomunikasi. Adapun contohnya adalah, bagaimana generasi-genarasi sebelumnya pulang ke rumah dan menonton tv, sedangkan generasi ini pulang ke rumah mendengarkan iPod sambil mengerjakan pekerjaan rumah, sambil menggunakan sms dari ponsel mereka. Selain itu mereka juga menggunakan internet untuk penelitian atau informasi apapun yang mereka butuhkan. Karena multitasking ini, generasi ini tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk memproses beberapa aliran informasi pada waktu yang sama.
Mereka mempunyai orang tua dengan karakter umum yang jauh berbeda karakter generasi baby boomer, sehingga terbentuklah generasi yang penuh rasa ingin tahu, agresif dan penuh percaya diri, mereka memiliki harga diri yang tinggi, selalu mudah untuk ‘berteknologi ria’ dan bisa menerima perbedaan dengan sangat baik.
Dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari generasi ini adalah menjadikan teknologi sebagai gaya hidup (lifestyle).
Selain gaya hidup (lifestyle) di indonesia ada lima isu utama yang perlu dikaji lebih mendalam, yakni:
Pandangan Keagamaan, Religion Beliefs
Jumlah penduduk muslim di Indonesia merupakan yang terbesar di didunia, meski demikian ternyata Indonesia lebih memilih demokrasi sebagai sistem bernegaranya dibanding sistem kenegaraan yang berdasarkan agama. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh para pendiri republik ini, bahwa sebagai bangsa dan negara kita perlu mendasarkan pada asas dan dasar negara yang melindungi setiap warga negara apapun asal usul dan latar belakangnya, dan dasar negara itu kita sepakati adalah Pancasila.
Karena itu penting untuk memotret bagaimana pandangan keagamaan pemuda apakah konservatif, moderat, atau sekuler, apa pandangan pandangan pemuda tentang hubungan agama dan negara. Apakah ada pergeseran pandangan keagamaan pemuda dibanding generasi-generasi sebelumnya.
Ideologi dan Partisipasi Politik, Ideology and Politic Participation
Ada sebuah pandangan umum yang selalu menggelitik bahwa nilai-nilai patriotik dan nasionalisme telah hilang dan luntur dari generasi muda kita. Apa memang demikian? Kalau kita lihat semangat sepak bola mania di Gelora Bung Karno setiap timnas bertanding malah menunjukkan hal sebaliknya. Juga ketika kita lihat respon mereka di social media ketika simbol-simbol kita dilecehkan negara tetangga, mereka sangat aktif dan gigih membela martabat bangsa dan negaranya. Jadi penting bagi kita sebenarnya untuk melihat sebetulnya apa arti nasionalisme bagi generasi millennial ini, Apakah hanya sebatas aspek primordialisme, trend saja atau ada yang lebih substansial.
Terkait dengan dunia politik di Indonesia, penting juga melihat bagaimana pemuda melihat setiap proses politik kenegaraan yang terjadi di Indonesia, seberepa besar tingkat partisipasi pemuda dalam setiap proses politik di Indonesia. Survei yang dilakukan Alvara Research Center tahun 2014 menunjukkan pemilih muda Indonesia didominasi oleh swing voters/pemilih galau, dan apathetic voters/pemilih cuek.
Nilai-Nilai Sosial, Social Values
Bagaimana pemuda memaknai arti sebuah keluarga juga penting untuk digali, bagaimana mereka memandang hubungan antara anak dan orang tua, apakah orang tua merupakan role model bagi mereka atau malah mereka lebih memilih role model lain diluar hubungan kekeluargaan.
Berbagai pertanyaan diatas penting diukur terkait dengan nilai-nilai sosial dikalangan pemuda, banyak pihak juga berpandangan mulai ada pergeseran nilai-nilai sosial ketimuran kita dikalangan pemuda, karena mereka lebih terbuka pemikirannya maka mereka juga dengan mudah mengadopsi nilai-nilai sosial barat yang lebih modern
Pendidikan, Pekerjaan, dan Kewirausahaan, Education, Work, and Entrepreneurship
Isu paling penting yang dihadapi pemuda dari dulu sampai sekarang adalah isu pendidikan dan pekerjaan, karena dua hal inilah yang paling berpengaruh dan menentukan masa depan mereka. Tingkat kesuksekan mereka dimasa dewasa dan masa tua ditentukan oleh pendidikan dan pekerjaan yang mereka terima di masa muda.
Selain itu wirausaha saat ini juga sudah menjadi alternatif kalangan muda dalam berkarya, start-up bisnis bermunculan di berbagai kota. Begitu lulus mereka tidak lagi berburu lowongan pekerjaan, tapi berupaya mencari peluang bisnis dan menjadikan peluang bisnis itu sebagai pintu masuk ke dunia wirausaha.
Generasi Millenial
Generasi Millenial adalah genarasi yang dilahirkan antara tahun 1982-2000. Semula akan akan dipopulerkan sebagai generasi Y karena merupakan generasi penerus dari generasi X, tetapi mengalami resistensi. Mengingat generasi ini menandai datangnya millennium baru yaitu millennia 21, maka penyebutan generasi millennia lebih diterima dan lebih popular dari pada generasi Y.
Dengan perkembangan teknologi dan komputer yang semakin maju, generasi ini tumbuh dalam iklim yang sangat “kental” dengan teknologi dan serbuan informasi yang cepat dan canggih. Generasi ini adalah generasi yang cepat menerima dan mengadopsi informasi yang lebih cepat, dan akan mencapai kebosanan apabila menjalani metode pelajaran tradisional. Generasi Millenials muncul untuk menjadi generasi yang muncul untuk menjadi teknologi yang paling canggih, yang mencakup teknologi muktahir seperti iPod, MP3s, kamera ponsel, PDA, kamera digital dan DVD Player. Generasi Millenal disebut sebagai anak-anak remote control karena mereka menghadapi perubahan yang terus menerus. Mereka selalu mencari tantangan, mempunyai rencana jangka panjang, optimistic, menghargai pengalaman pribadi dan punya pemikiran yang kritis.
Gaya belajar generasi millennial adalah berbasis indra (misalnya visual, audio dan lainnya) yang berbasis kepada kepribadian dan bakat mereka. Karena dalam kehidupan mereka sehari-hari teknologi sudah menjadi bagian dari hidup mereka dan merupakan abad informasi untuk mereka dalam mencerminkan pola pikir mereka dalam gaya belajar pada generasi millineal ini. Generasi ini memperlihatkan gaya belajar yang berbeda. Pembelajaran mereka tercermin lebih interaktif melalui kerjasama tim, pengalaman, kolaborasi dan kelompok berpikir, mandiri dan tersturuktur dalam penggunaan teknologi.
Salah satu karakter generasi millennial adalah “multitasking adalah cara hidup” yaitu penanganan informasi dan berkomunikasi. Adapun contohnya adalah, bagaimana generasi-genarasi sebelumnya pulang ke rumah dan menonton tv, sedangkan generasi ini pulang ke rumah mendengarkan iPod sambil mengerjakan pekerjaan rumah, sambil menggunakan sms dari ponsel mereka. Selain itu mereka juga menggunakan internet untuk penelitian atau informasi apapun yang mereka butuhkan. Karena multitasking ini, generasi ini tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk memproses beberapa aliran informasi pada waktu yang sama.
Mereka mempunyai orang tua dengan karakter umum yang jauh berbeda karakter generasi baby boomer, sehingga terbentuklah generasi yang penuh rasa ingin tahu, agresif dan penuh percaya diri, mereka memiliki harga diri yang tinggi, selalu mudah untuk ‘berteknologi ria’ dan bisa menerima perbedaan dengan sangat baik.
Dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari generasi ini adalah menjadikan teknologi sebagai gaya hidup (lifestyle).
Selain gaya hidup (lifestyle) di indonesia ada lima isu utama yang perlu dikaji lebih mendalam, yakni:
Pandangan Keagamaan, Religion Beliefs
Jumlah penduduk muslim di Indonesia merupakan yang terbesar di didunia, meski demikian ternyata Indonesia lebih memilih demokrasi sebagai sistem bernegaranya dibanding sistem kenegaraan yang berdasarkan agama. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh para pendiri republik ini, bahwa sebagai bangsa dan negara kita perlu mendasarkan pada asas dan dasar negara yang melindungi setiap warga negara apapun asal usul dan latar belakangnya, dan dasar negara itu kita sepakati adalah Pancasila.
Karena itu penting untuk memotret bagaimana pandangan keagamaan pemuda apakah konservatif, moderat, atau sekuler, apa pandangan pandangan pemuda tentang hubungan agama dan negara. Apakah ada pergeseran pandangan keagamaan pemuda dibanding generasi-generasi sebelumnya.
Ideologi dan Partisipasi Politik, Ideology and Politic Participation
Ada sebuah pandangan umum yang selalu menggelitik bahwa nilai-nilai patriotik dan nasionalisme telah hilang dan luntur dari generasi muda kita. Apa memang demikian? Kalau kita lihat semangat sepak bola mania di Gelora Bung Karno setiap timnas bertanding malah menunjukkan hal sebaliknya. Juga ketika kita lihat respon mereka di social media ketika simbol-simbol kita dilecehkan negara tetangga, mereka sangat aktif dan gigih membela martabat bangsa dan negaranya. Jadi penting bagi kita sebenarnya untuk melihat sebetulnya apa arti nasionalisme bagi generasi millennial ini, Apakah hanya sebatas aspek primordialisme, trend saja atau ada yang lebih substansial.
Terkait dengan dunia politik di Indonesia, penting juga melihat bagaimana pemuda melihat setiap proses politik kenegaraan yang terjadi di Indonesia, seberepa besar tingkat partisipasi pemuda dalam setiap proses politik di Indonesia. Survei yang dilakukan Alvara Research Center tahun 2014 menunjukkan pemilih muda Indonesia didominasi oleh swing voters/pemilih galau, dan apathetic voters/pemilih cuek.
Nilai-Nilai Sosial, Social Values
Bagaimana pemuda memaknai arti sebuah keluarga juga penting untuk digali, bagaimana mereka memandang hubungan antara anak dan orang tua, apakah orang tua merupakan role model bagi mereka atau malah mereka lebih memilih role model lain diluar hubungan kekeluargaan.
Berbagai pertanyaan diatas penting diukur terkait dengan nilai-nilai sosial dikalangan pemuda, banyak pihak juga berpandangan mulai ada pergeseran nilai-nilai sosial ketimuran kita dikalangan pemuda, karena mereka lebih terbuka pemikirannya maka mereka juga dengan mudah mengadopsi nilai-nilai sosial barat yang lebih modern
Pendidikan, Pekerjaan, dan Kewirausahaan, Education, Work, and Entrepreneurship
Isu paling penting yang dihadapi pemuda dari dulu sampai sekarang adalah isu pendidikan dan pekerjaan, karena dua hal inilah yang paling berpengaruh dan menentukan masa depan mereka. Tingkat kesuksekan mereka dimasa dewasa dan masa tua ditentukan oleh pendidikan dan pekerjaan yang mereka terima di masa muda.
Selain itu wirausaha saat ini juga sudah menjadi alternatif kalangan muda dalam berkarya, start-up bisnis bermunculan di berbagai kota. Begitu lulus mereka tidak lagi berburu lowongan pekerjaan, tapi berupaya mencari peluang bisnis dan menjadikan peluang bisnis itu sebagai pintu masuk ke dunia wirausaha.