Post by fajarihimannudin on Aug 12, 2017 6:27:20 GMT
Millenials atau kadang disebut juga dengan istilah generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir pada tahun 1980-2000 an (Pada tahun 2017 berumur sekitar 17-37 tahun). Istilah generasi ini berasal dari dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Stauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.
Generasi millenials memiliki karakteristik yang khas yaitu mereka terus-menerus terhubung dengan media sosial walapun terkadang apa yang mereka lakukan di media sosial hanya untuk menunjukkan eksistensi diri mereka seperti, sedang melakukan apa, sedang makan di restoran mana, bahkan tidak ragu untuk mencurahkan isi hati mereka melalui media sosial. Generasi ini juga memiliki pola pemikiran yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya, generasi ini sangat terbuka dan cepat menerima suatu perubahan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang masih bersifat tradisional dan memilah perubahan yang ada. Karena perbedaan pola hidup ini lah banyak generasi X yang berpandangan buruk terhadap generasi Y, pandangan tersebut disebabkan oleh kebiasaan generasi Y untuk terus-menerus memanfaatkan teknologi dalam setiap seluk beluk kehidupannya.
Lalu apakah semua generasi millenials seburuk yang dipandangkan oleh generasi X? Apakah kebiasaan mereka memanfaatkan teknologi selamanya buruk? Tentunya hal ini sangat tabu jika kita arahkan kepada seluruh generasi millenials, karena tidak semua orang yang bergantung terhadap teknologi itu buruk, contohnya seperti orang-orang dibawah ini yang dapat memanfaatkan teknologi dengan baik
1. Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg lahir di White Plains, New York, 14 Mei 1984 adalah seorang pemrograman komputer dan pengusaha internet. Zuckerberg meluncurkan facebook dari kamar asrama Harvard pada tanggal 04 Februari 2004. Kini facebook digunakan sebagai tempat untuk mencari teman, tempat promosi, bahkan sebagai tempat diskusi. Dalam Laporan keuangan kuartal empat 2016 facebook mengatakan pengguna aktif bulanan mereka berada di angka 1,86 miliar pengguna. Angka ini terus bertambah 70 juta pengguna pada kuartal empat 2016 atau naik 18 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang menjadi rekor penambahan pengguna terbesar yang pernah dicapai.
2. Nadiem Anwar Makarim dan Michaelanglo Maron
Mereka merupakan pendiri serta CEO Go-Jek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring. Perusahaan ini bertujuan untuk menghubungkan ojek dengan penumpang. Ia melihat para ojek pangkalan hanya menghabiskan waktu seharian dan belum tentu mendapatkan pelanggan. Jadi, ia membuat perusahaan ini, untuk membantu tukang ojek mendapatkan penumpangnya dengan lebih cepat dan efisien. Sampai sekarang tujuan mereka memang terbukti ampuh. Para tukang ojek pangakalan tersebut terkadang menunggu 7-10 jam tetapi hanya mendapatkan 4-7 penumpang. Pendiri Go-Jek berinisiatif membuat sesuatu yang berbeda. Go-Jek ini menggunakan system yang lebih tertata rapi. Awalnya, Go-Jek hanya melayani lewat call center saja tetapi lambat laun Go-Jek mulai berkembang dan membuat aplikasi. Aplikasi ini digunakan untuk memesan secara online, membayar secara kredit, dan mengetahui keberadaan driver yang akan menjemput anda.
3. Achmad Jacky
Achmad Jacky dan Nugroho (juga pendiri Bukalapak.com) yang memiliki pengalaman mambuat dan me-marketingkan website di Suitmedia, sadar bahwa para seller dan buyer menginginkan sebuah situs online marketplace yang bisa mempertemukan antara penjual dan pembeli secara aman (tanpa penipuan). Mereka pun pada akhirnya membuat sebuah situs online marketplace bernamakan Bukalapak.com, ia bermimpi untuk menjadikan Bukalapak.com sebagai sarana online marketplace yang aman dan menjanjikan di masa depan. Bukalapak hadir dengan mewadahi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia untuk tumbuh berkembang melalui internet.
Melihat banyaknya generasi millenials yang mampu sukses dengan mengandalkan teknologi yang berkembang pesat di zamannya, sudah seharusnya generasi sebelum generasi Y ini untuk tidak memandang negative untuk setiap hal yang dilakukan oleh generasi Y, dan kita sebagai salah satu dari generasi millenials untuk dapat termotivasi menciptakan sebuah inovasi baru sesuai dengan bidang yang kita tekuni dan perkembangan zaman. Hal ini, untuk menghilangkan pandangan negative generasi sebelumnya seiring dengan prestasi yang kita ukir. Oleh karena itu, jangan terburu-buru berkata “tidak mungkin” kalau belum mencobanya, anda hanya tidak mengerti caranya. Karena, rencana sederhana yang disusun secara matang lalu diterapkan jauh lebih baik daripada rencana besar yang terus-menerus tertunda.
Generasi millenials memiliki karakteristik yang khas yaitu mereka terus-menerus terhubung dengan media sosial walapun terkadang apa yang mereka lakukan di media sosial hanya untuk menunjukkan eksistensi diri mereka seperti, sedang melakukan apa, sedang makan di restoran mana, bahkan tidak ragu untuk mencurahkan isi hati mereka melalui media sosial. Generasi ini juga memiliki pola pemikiran yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya, generasi ini sangat terbuka dan cepat menerima suatu perubahan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang masih bersifat tradisional dan memilah perubahan yang ada. Karena perbedaan pola hidup ini lah banyak generasi X yang berpandangan buruk terhadap generasi Y, pandangan tersebut disebabkan oleh kebiasaan generasi Y untuk terus-menerus memanfaatkan teknologi dalam setiap seluk beluk kehidupannya.
Lalu apakah semua generasi millenials seburuk yang dipandangkan oleh generasi X? Apakah kebiasaan mereka memanfaatkan teknologi selamanya buruk? Tentunya hal ini sangat tabu jika kita arahkan kepada seluruh generasi millenials, karena tidak semua orang yang bergantung terhadap teknologi itu buruk, contohnya seperti orang-orang dibawah ini yang dapat memanfaatkan teknologi dengan baik
1. Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg lahir di White Plains, New York, 14 Mei 1984 adalah seorang pemrograman komputer dan pengusaha internet. Zuckerberg meluncurkan facebook dari kamar asrama Harvard pada tanggal 04 Februari 2004. Kini facebook digunakan sebagai tempat untuk mencari teman, tempat promosi, bahkan sebagai tempat diskusi. Dalam Laporan keuangan kuartal empat 2016 facebook mengatakan pengguna aktif bulanan mereka berada di angka 1,86 miliar pengguna. Angka ini terus bertambah 70 juta pengguna pada kuartal empat 2016 atau naik 18 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang menjadi rekor penambahan pengguna terbesar yang pernah dicapai.
2. Nadiem Anwar Makarim dan Michaelanglo Maron
Mereka merupakan pendiri serta CEO Go-Jek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring. Perusahaan ini bertujuan untuk menghubungkan ojek dengan penumpang. Ia melihat para ojek pangkalan hanya menghabiskan waktu seharian dan belum tentu mendapatkan pelanggan. Jadi, ia membuat perusahaan ini, untuk membantu tukang ojek mendapatkan penumpangnya dengan lebih cepat dan efisien. Sampai sekarang tujuan mereka memang terbukti ampuh. Para tukang ojek pangakalan tersebut terkadang menunggu 7-10 jam tetapi hanya mendapatkan 4-7 penumpang. Pendiri Go-Jek berinisiatif membuat sesuatu yang berbeda. Go-Jek ini menggunakan system yang lebih tertata rapi. Awalnya, Go-Jek hanya melayani lewat call center saja tetapi lambat laun Go-Jek mulai berkembang dan membuat aplikasi. Aplikasi ini digunakan untuk memesan secara online, membayar secara kredit, dan mengetahui keberadaan driver yang akan menjemput anda.
3. Achmad Jacky
Achmad Jacky dan Nugroho (juga pendiri Bukalapak.com) yang memiliki pengalaman mambuat dan me-marketingkan website di Suitmedia, sadar bahwa para seller dan buyer menginginkan sebuah situs online marketplace yang bisa mempertemukan antara penjual dan pembeli secara aman (tanpa penipuan). Mereka pun pada akhirnya membuat sebuah situs online marketplace bernamakan Bukalapak.com, ia bermimpi untuk menjadikan Bukalapak.com sebagai sarana online marketplace yang aman dan menjanjikan di masa depan. Bukalapak hadir dengan mewadahi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia untuk tumbuh berkembang melalui internet.
Melihat banyaknya generasi millenials yang mampu sukses dengan mengandalkan teknologi yang berkembang pesat di zamannya, sudah seharusnya generasi sebelum generasi Y ini untuk tidak memandang negative untuk setiap hal yang dilakukan oleh generasi Y, dan kita sebagai salah satu dari generasi millenials untuk dapat termotivasi menciptakan sebuah inovasi baru sesuai dengan bidang yang kita tekuni dan perkembangan zaman. Hal ini, untuk menghilangkan pandangan negative generasi sebelumnya seiring dengan prestasi yang kita ukir. Oleh karena itu, jangan terburu-buru berkata “tidak mungkin” kalau belum mencobanya, anda hanya tidak mengerti caranya. Karena, rencana sederhana yang disusun secara matang lalu diterapkan jauh lebih baik daripada rencana besar yang terus-menerus tertunda.