Post by ariyanawidyakomala on Aug 12, 2017 6:58:20 GMT
Generasi Milenial atau sering juga disebut Millennials Millennials sendiri merupakan generasi yang berisi orang – orang yang pada umumnya lahir pada kisaran tahun 1980 – 2000an. Pada saat ini kisaran umur orang – orang yang lahir pada generasi milenial adalah 17tahun – 37tahun.
Para generasi milenial juga lahir pada tahun – tahun dimana TV sudah berwarna, handphone dan internetpun sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.
Para generasi milenial juga lahir pada tahun – tahun dimana TV sudah berwarna, handphone dan internetpun sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.
Oleh karena itu hampir seluruh millennials menjadikan smartphone dan internet sebagai kebutuhan pokok mereka saat ini. Mereka pun selalu berusaha untuk terkoneksi dengan internet dan sosial media yang mereka miliki dimanapun dan kapanpun mereka berada. Maka dari itu terdapat juga sisi negatif yang dimiliki oleh millennials, contohnya:
- Mereka kebanyakan mengedepankan merk / brand ternama dalam memilih outfit yang akan mereka gunakan atau barang – barang elektronik dan bahkan alat – alat makeup. Padahal jika dilihat dari ekonominya banyak yang berada di tingkat menengah hingga kebawah, sehingga banyak millennials yang dipandang tidak memperhatikan atau yang memaksakan kehendaknya kepada kedua orang tua mereka. Walau tidak semuanya namun sebagian besar millennials jaman sekarang seperti itu.
- Kepopuleran di sosial media dijadikan tolak ukur pertemanan. Banyak dari millennials yang berfikir bahwa semakin banyak followers / adders dalam sosmed pribadi mereka semakin terkenal lah mereka, semakin banyak teman lah mereka. Bahkan banyak yang bersikap baik dan ramah hanya kepada orang – orang yang memiliki banyak followers dan mengesampingkan orang – orang yang memiliki sedikit followers.
- Mereka lebih tertarik dengan dunia barat. Meillennials cenderung meninggalkan nilai – nilai budaya yang mereka miliki dan nilai – nilai norma dan agama. Mereka lebih mengejar nilai – nilai kebebasan atau HAM, hedonisme, party – party dan pergaulan bebas.
- Millennials juga dinilai sangat individual. Hal itu dilihat oleh para orang tua melalui kejadian sehari – hari. Apalagi saat millennials memegang hp, mereka dinilai sangat tidak perduli dengan keadaan sekitar karena terlalu fokus dengan smartphone yang mereka pegang.
- Terdapat banyak kasus yang terjadi pada saat ini yang kebanyakan diantaranya pelaku maupun korbannya adalah millennials. Contohnya adalah kasus pembulian yang pelaku dan korbannya merupakan millennials, yang terjadi disebuah kampus swasta di Jawa Barat.
- Mereka kebanyakan mengedepankan merk / brand ternama dalam memilih outfit yang akan mereka gunakan atau barang – barang elektronik dan bahkan alat – alat makeup. Padahal jika dilihat dari ekonominya banyak yang berada di tingkat menengah hingga kebawah, sehingga banyak millennials yang dipandang tidak memperhatikan atau yang memaksakan kehendaknya kepada kedua orang tua mereka. Walau tidak semuanya namun sebagian besar millennials jaman sekarang seperti itu.
- Kepopuleran di sosial media dijadikan tolak ukur pertemanan. Banyak dari millennials yang berfikir bahwa semakin banyak followers / adders dalam sosmed pribadi mereka semakin terkenal lah mereka, semakin banyak teman lah mereka. Bahkan banyak yang bersikap baik dan ramah hanya kepada orang – orang yang memiliki banyak followers dan mengesampingkan orang – orang yang memiliki sedikit followers.
- Mereka lebih tertarik dengan dunia barat. Meillennials cenderung meninggalkan nilai – nilai budaya yang mereka miliki dan nilai – nilai norma dan agama. Mereka lebih mengejar nilai – nilai kebebasan atau HAM, hedonisme, party – party dan pergaulan bebas.
- Millennials juga dinilai sangat individual. Hal itu dilihat oleh para orang tua melalui kejadian sehari – hari. Apalagi saat millennials memegang hp, mereka dinilai sangat tidak perduli dengan keadaan sekitar karena terlalu fokus dengan smartphone yang mereka pegang.
- Terdapat banyak kasus yang terjadi pada saat ini yang kebanyakan diantaranya pelaku maupun korbannya adalah millennials. Contohnya adalah kasus pembulian yang pelaku dan korbannya merupakan millennials, yang terjadi disebuah kampus swasta di Jawa Barat.
Oleh sebab itu banyak dari para orang tua menganggap millennials sebagai generasi yang buruk dalam perilaku maupun perbuatan. Entah kesalahannya terletak dimana, pendidikan, lingkungan atau memang sudah karakteristik manusianya itu sendiri. Tapi semua itu masih dapat diubah oleh para orang tua dengan berbagai macam cara. Contohnya:
- sebagai orang tua harus menjadi contoh yang baik untuk anak – anaknya
- mengubah pola pikir sang anak
- berani menegur kalau anak salah.
- sebagai orang tua harus menjadi contoh yang baik untuk anak – anaknya
- mengubah pola pikir sang anak
- berani menegur kalau anak salah.
Kita, yang juga sebagai millennials seharusnya membuktikan bahwa tidak semua millennials seperti itu. Tunjukkan bahwa kita tidak seburuk yang mereka pikirkan. Dengan cara sebagai berikut:
- Berfikir Kritis. Kita harus terbuka dan mengetahui apa yang terjadi disekeliling kita. Mulai dari masalah sosial budaya maupun politik dan ekonomi. Walaupun begitu kita jangan telan mentah – mentah informasi kita dapat melalui media sosial. Kita harus berfikiran kritis akan masalah – masalah yang terjadi dan pikirkan apa yang bisa kita kontribusikan untuk memecahkan atau menghadapi masalah tersebut.
- Berkarya. Tunjukkan apa passion-mu, apa yang bisa kamu lakukan dan apa keinginanmu pada orang tua mu, pada lingkunganmu, pada dunia. Tunjukkan bahwa kamu bisa membuat, menghasilkan sebuah karya baru, inovasi baru dalam bidangmu, bidang yang kau tekuni maupun bidang yang kamu sukai. Keluarkan ide – ide kreatif yang kamu miliki dan jangan takut untuk memulai sesuatu hal yang baru. Buktikan bahwa kamu bisa.
- Gunakan media social secara bijak. Gunakan media sosial seperlunya dan sebijaksana mungkin. Jangan sebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya karena hal itu dapat menyebabkan perpecahan. Gunakan bahasa yang baik dan benar ketika menyampaikan kritik dan saran maupun aspirasi kita. Sebisa mungkin jangan menjadi penyebab terjadinya konflik atau gesekkan – gesekkan di sosial media. Jangan jadikan sosial media sebagai alat untuk melampiaskan kebencian terhap orang maupun negara.
- Membantu orang lain. Jangan hanya memandang layar smartphone mu saja melainkan pandanglah sekitarmu dan fikirkan apa yang bisa kamu lakukan untuk mereka. Bukan hanya keluargamu tetapi juga orang – orang disekelilingmu. Jadilah orang yang peka terhadap lingkungan sekitar dan buatlah relasi yang baik dengan siapapun itu.
Inilah sedikit contoh yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Perubahan itu membutuhkan proses, dan proses itu tidaklah mudah. Untuk mencapai sebuah keberhasilan diperlukan kerja keras dan keinginan yang kuat. Kalau kita mau pasti kita bisa mewujudkan segala cita – cita dan keinginan kita. Jadilah seorang millennial yang baik. Tetaplah berusaha dan jangan mudah menyerah.
Ariyana Widya Komala
1101617016
- Berfikir Kritis. Kita harus terbuka dan mengetahui apa yang terjadi disekeliling kita. Mulai dari masalah sosial budaya maupun politik dan ekonomi. Walaupun begitu kita jangan telan mentah – mentah informasi kita dapat melalui media sosial. Kita harus berfikiran kritis akan masalah – masalah yang terjadi dan pikirkan apa yang bisa kita kontribusikan untuk memecahkan atau menghadapi masalah tersebut.
- Berkarya. Tunjukkan apa passion-mu, apa yang bisa kamu lakukan dan apa keinginanmu pada orang tua mu, pada lingkunganmu, pada dunia. Tunjukkan bahwa kamu bisa membuat, menghasilkan sebuah karya baru, inovasi baru dalam bidangmu, bidang yang kau tekuni maupun bidang yang kamu sukai. Keluarkan ide – ide kreatif yang kamu miliki dan jangan takut untuk memulai sesuatu hal yang baru. Buktikan bahwa kamu bisa.
- Gunakan media social secara bijak. Gunakan media sosial seperlunya dan sebijaksana mungkin. Jangan sebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya karena hal itu dapat menyebabkan perpecahan. Gunakan bahasa yang baik dan benar ketika menyampaikan kritik dan saran maupun aspirasi kita. Sebisa mungkin jangan menjadi penyebab terjadinya konflik atau gesekkan – gesekkan di sosial media. Jangan jadikan sosial media sebagai alat untuk melampiaskan kebencian terhap orang maupun negara.
- Membantu orang lain. Jangan hanya memandang layar smartphone mu saja melainkan pandanglah sekitarmu dan fikirkan apa yang bisa kamu lakukan untuk mereka. Bukan hanya keluargamu tetapi juga orang – orang disekelilingmu. Jadilah orang yang peka terhadap lingkungan sekitar dan buatlah relasi yang baik dengan siapapun itu.
Inilah sedikit contoh yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Perubahan itu membutuhkan proses, dan proses itu tidaklah mudah. Untuk mencapai sebuah keberhasilan diperlukan kerja keras dan keinginan yang kuat. Kalau kita mau pasti kita bisa mewujudkan segala cita – cita dan keinginan kita. Jadilah seorang millennial yang baik. Tetaplah berusaha dan jangan mudah menyerah.
Ariyana Widya Komala
1101617016