Post by rizaldy on Aug 13, 2017 4:12:50 GMT
Oleh: Ahmad Rizaldy
Apa Itu Generasi Millennial
Generasi millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia dari berbagai bidang, apa dan siapa sebenarnya generasi millennial itu? Millenials (juga disebut Generasi Y atau Generasi Millennial) adalah kelompok demografi (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir antara tahun 1980-an sampai 2000-an sebagai Generasi Millennial. Jadi bisa dikatakan Generasi Millennial adalah Generasi muda yang saat ini berusia 17 – 37 tahun.
Studi dan kajian tentang Generasi Millennial di Indonesia belum banyak dilakukan, padahal secara jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 17 – 37 tahun saat ini mencapai 34,44%. Hal berbeda terjadi di Amerika, di sana sudah banyak studi tentang Generasi Millennial yang dilakukan. Diantaranya adalah studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley Tahun 2011 dengan tema `American Millennials: Deciphering The Enigma Generation’. Tahun sebelumnya 2010, New Research Center Juga merilis laporan riset dengan judul ‘Millennials: A Potrait of Generation Next.
Hasil riset New Research Center Menunjukan, bahwa Generasi Millennial memiliki keunikan dibandingkan Generasi – generasi sebelumnya. Diantara keunikan yang mencolok dari Generasi Millennial adalah soal penggunaan teknologi dan budaya musik pop. Kehidupan Generasi Millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama Internet. Hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini. Penggunaan teknologi dan internet yang tidak bisa dilepaskan dari Generasi Millennial seringkali mengakibatkan mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan generasi sebelumnya dalam berbagai aspek.
Ketika kita berbicara dan mencoba membedah potret Generasi Millennial secara utuh, maka setidaknya ada lima isu utama yang dapat kita kaji, yakni:
Pandangan Keagamaan
Para pendiri republik ini menjadikan demokrasi sebagai sistem bernegara yang berlaku. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh para pendiri bangsa, bahwa sebagai bangsa dan negara kita perlu berdasarkan pada asas dan dasar negara yang melindungi setiap warga negara apapun asal usul dan latar belakangnya.
Karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana pandangan keagamaan Generasi Millennial. Apakah terjadi pergeseran dibanding generasi sebelumnya, dan paham apa yang mereka anut. Apakah konservatif, moderat, atau sekuler. Dari sini kita dapat mengetahui bagaimana pandangan Generasi Millennial tentang hubungan agama dan negara.
Ideologi dan Partisipasi Politik
Ada sebuah pandangan yang berkembang di masyarakat umum, bahwa nilai – nilai patriotik dan nasionalisme telah hilang dan luntur dari Generasi Millennial. Padahal jika kita lihat respon mereka di social media ketika negara ini dilecehkan negara tetangga, mereka sangat aktif dan gigih membela martabat bangsa dan negaranya. Jadi penting bagi kita untuk mengetahui apa arti nasionalisme bagi Generasi Millennial.
Gerakan politik kaum Millennial jadi fenomena global. Contohnya di Inggris, peristiwa Brexit bisa menjadi indikator partisipasi politik Kaum Millennial. Dilansir dari CNN, jajak pendapat YouGov menyebutkan, 64% usia 25-29 tahun ingin Inggris raya tetap bersama Uni Eropa, sementara 61% dari mereka yang berusia 30-34 tahun menginginkan untuk pergi termasuk juga pemilih usia 45 tahun ke atas. Survei ini melibatkan 4.772 orang di Inggris Raya.
Walaupun suara Kelompok Millennial ini kalah, sikap politik mereka sudah terlihat jelas. Mereka berani bersuara meski harus berseberangan dengan kelompok yang lebih tua atau para orang tua mereka.
Nilai – nilai sosial
Bagaimana Generasi Millennial memaknai sebuah keluarga juga penting untuk diketahui, bagaimana mereka memandang hubungan antara anak dan orang tua, apakah orang tua merupakan role model bagi mereka atau malah mereka lebih memilih role mode lain diluar hubungan keluarga.
Selain itu banyak pihak yang berpandangan mulai ada pergeseran nilai – nilai sosial ketimuran dikalangan pemuda, karena mereka lebih terbuka pemikirannya maka mereka juga dengan mudah mengadopsi nilai – nilai sosial barat yang lebih modern.
Kehidupan Generasi Millennial yang tidak bisa lepas dari Teknologi dan Internet, juga berakibat timbulnya kebiasaan konsumtif di kalangan Millennial. Kebiasaan ini jelas bertentangan dengan nilai – nilai ketimuran.
Pendidikan, Pekerjaan dan Kewirausahaan
Isu paling penting yang dihadapi pemuda dari dulu sampai sekarang adalah isu pendidikan dan pekerjaan, karena dua hal inilah yang paling berpengaruh dan menentukan masa depan mereka. Pendidikan dan pekerjaan yang mereka terima ketika masih muda menjadi faktor penentu kesuksesan mereka dimasa dewasa dan masa tua.
Tingkat pendidikan yang tinggi, juga mengakibatkan Generasi Millennial memiliki pemikiran yang lebih luas dan terbuka. Hal ini membuat Generasi Millennial mampu melihat peluang dari hal – hal yang dianggap tidak menjanjikan oleh generasi sebelumnya.
Wirausaha saat ini juga telah menjadi alternatif kaum Millennial dalam berkarya selain menghasilkan uang. Start-up bisnis bermunculan di berbagai kota. Begitu lulus mereka tidak hanya berburu lowongan pekerjaan, tapi juga berupaya mencari peluang bisnis dan menjadikan peluang bisnis itu sebagai pintu masuk ke dunia wirausaha.
Gaya hidup, teknologi dan internet
Gaya hidup Generasi Millennial yang cenderung hedonis terutama di kota – kota besar sudah menjadi rahasia umum. Mereka memiliki cara tersendiri untuk meluapkan ekspresi mereka. Dunia hidup mereka tidak bisa lepas dari teknologi terutama internet.
Internet mengakibatkan banyak Generasi Millennial menjadi lebih sering berinteraksi di dunia maya dibanding di dunia nyata. Hal ini mengakibatkan mereka terbiasa hidup dalam dunianya sendiri dan tumbuh menjadi orang – orang yang apatis.
Di sisi lain, Internet dapat memudahkan banyak hal jika digunakan dengan tepat. Salah satu contohnya adalah penggunaan Internet dalam bidang pendidikan, kita bisa mendapatkan banyak materi pelajaran dengan mudah melalui internet.
Akhirnya dengan memahami secara utuh potret Generasi Millennial maka kita memiliki gambaran soal pandangan, aspirasi dan sudut pandang mereka terhadap segala aspek kehidupan. Hal ini akan membuat pengembangan sumber daya manusia lebih tepat sasaran. Ini penting karena, kelak kepada Generasi Millennial inilah nasib dan masa depan bangsa dan negara ditentukan.
Apa Itu Generasi Millennial
Generasi millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia dari berbagai bidang, apa dan siapa sebenarnya generasi millennial itu? Millenials (juga disebut Generasi Y atau Generasi Millennial) adalah kelompok demografi (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir antara tahun 1980-an sampai 2000-an sebagai Generasi Millennial. Jadi bisa dikatakan Generasi Millennial adalah Generasi muda yang saat ini berusia 17 – 37 tahun.
Studi dan kajian tentang Generasi Millennial di Indonesia belum banyak dilakukan, padahal secara jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 17 – 37 tahun saat ini mencapai 34,44%. Hal berbeda terjadi di Amerika, di sana sudah banyak studi tentang Generasi Millennial yang dilakukan. Diantaranya adalah studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley Tahun 2011 dengan tema `American Millennials: Deciphering The Enigma Generation’. Tahun sebelumnya 2010, New Research Center Juga merilis laporan riset dengan judul ‘Millennials: A Potrait of Generation Next.
Hasil riset New Research Center Menunjukan, bahwa Generasi Millennial memiliki keunikan dibandingkan Generasi – generasi sebelumnya. Diantara keunikan yang mencolok dari Generasi Millennial adalah soal penggunaan teknologi dan budaya musik pop. Kehidupan Generasi Millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama Internet. Hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini. Penggunaan teknologi dan internet yang tidak bisa dilepaskan dari Generasi Millennial seringkali mengakibatkan mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan generasi sebelumnya dalam berbagai aspek.
Ketika kita berbicara dan mencoba membedah potret Generasi Millennial secara utuh, maka setidaknya ada lima isu utama yang dapat kita kaji, yakni:
Pandangan Keagamaan
Para pendiri republik ini menjadikan demokrasi sebagai sistem bernegara yang berlaku. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh para pendiri bangsa, bahwa sebagai bangsa dan negara kita perlu berdasarkan pada asas dan dasar negara yang melindungi setiap warga negara apapun asal usul dan latar belakangnya.
Karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana pandangan keagamaan Generasi Millennial. Apakah terjadi pergeseran dibanding generasi sebelumnya, dan paham apa yang mereka anut. Apakah konservatif, moderat, atau sekuler. Dari sini kita dapat mengetahui bagaimana pandangan Generasi Millennial tentang hubungan agama dan negara.
Ideologi dan Partisipasi Politik
Ada sebuah pandangan yang berkembang di masyarakat umum, bahwa nilai – nilai patriotik dan nasionalisme telah hilang dan luntur dari Generasi Millennial. Padahal jika kita lihat respon mereka di social media ketika negara ini dilecehkan negara tetangga, mereka sangat aktif dan gigih membela martabat bangsa dan negaranya. Jadi penting bagi kita untuk mengetahui apa arti nasionalisme bagi Generasi Millennial.
Gerakan politik kaum Millennial jadi fenomena global. Contohnya di Inggris, peristiwa Brexit bisa menjadi indikator partisipasi politik Kaum Millennial. Dilansir dari CNN, jajak pendapat YouGov menyebutkan, 64% usia 25-29 tahun ingin Inggris raya tetap bersama Uni Eropa, sementara 61% dari mereka yang berusia 30-34 tahun menginginkan untuk pergi termasuk juga pemilih usia 45 tahun ke atas. Survei ini melibatkan 4.772 orang di Inggris Raya.
Walaupun suara Kelompok Millennial ini kalah, sikap politik mereka sudah terlihat jelas. Mereka berani bersuara meski harus berseberangan dengan kelompok yang lebih tua atau para orang tua mereka.
Nilai – nilai sosial
Bagaimana Generasi Millennial memaknai sebuah keluarga juga penting untuk diketahui, bagaimana mereka memandang hubungan antara anak dan orang tua, apakah orang tua merupakan role model bagi mereka atau malah mereka lebih memilih role mode lain diluar hubungan keluarga.
Selain itu banyak pihak yang berpandangan mulai ada pergeseran nilai – nilai sosial ketimuran dikalangan pemuda, karena mereka lebih terbuka pemikirannya maka mereka juga dengan mudah mengadopsi nilai – nilai sosial barat yang lebih modern.
Kehidupan Generasi Millennial yang tidak bisa lepas dari Teknologi dan Internet, juga berakibat timbulnya kebiasaan konsumtif di kalangan Millennial. Kebiasaan ini jelas bertentangan dengan nilai – nilai ketimuran.
Pendidikan, Pekerjaan dan Kewirausahaan
Isu paling penting yang dihadapi pemuda dari dulu sampai sekarang adalah isu pendidikan dan pekerjaan, karena dua hal inilah yang paling berpengaruh dan menentukan masa depan mereka. Pendidikan dan pekerjaan yang mereka terima ketika masih muda menjadi faktor penentu kesuksesan mereka dimasa dewasa dan masa tua.
Tingkat pendidikan yang tinggi, juga mengakibatkan Generasi Millennial memiliki pemikiran yang lebih luas dan terbuka. Hal ini membuat Generasi Millennial mampu melihat peluang dari hal – hal yang dianggap tidak menjanjikan oleh generasi sebelumnya.
Wirausaha saat ini juga telah menjadi alternatif kaum Millennial dalam berkarya selain menghasilkan uang. Start-up bisnis bermunculan di berbagai kota. Begitu lulus mereka tidak hanya berburu lowongan pekerjaan, tapi juga berupaya mencari peluang bisnis dan menjadikan peluang bisnis itu sebagai pintu masuk ke dunia wirausaha.
Gaya hidup, teknologi dan internet
Gaya hidup Generasi Millennial yang cenderung hedonis terutama di kota – kota besar sudah menjadi rahasia umum. Mereka memiliki cara tersendiri untuk meluapkan ekspresi mereka. Dunia hidup mereka tidak bisa lepas dari teknologi terutama internet.
Internet mengakibatkan banyak Generasi Millennial menjadi lebih sering berinteraksi di dunia maya dibanding di dunia nyata. Hal ini mengakibatkan mereka terbiasa hidup dalam dunianya sendiri dan tumbuh menjadi orang – orang yang apatis.
Di sisi lain, Internet dapat memudahkan banyak hal jika digunakan dengan tepat. Salah satu contohnya adalah penggunaan Internet dalam bidang pendidikan, kita bisa mendapatkan banyak materi pelajaran dengan mudah melalui internet.
Akhirnya dengan memahami secara utuh potret Generasi Millennial maka kita memiliki gambaran soal pandangan, aspirasi dan sudut pandang mereka terhadap segala aspek kehidupan. Hal ini akan membuat pengembangan sumber daya manusia lebih tepat sasaran. Ini penting karena, kelak kepada Generasi Millennial inilah nasib dan masa depan bangsa dan negara ditentukan.