Post by shaffiyaya on Aug 13, 2017 14:27:42 GMT
Shaffiya Rasidha Andinnari – 1101617057 – Teknologi Pendidikan UNJ 2017
Millenials x Technology
Generasi Milenial ialah sebuah istilah yang populer menggantikan istilah Generasi Y. Apa sih “Generasi Y” itu sendiri? Menurut para peneliti sosial, Generasi Y atau Millenials ini lahir pada rentang tahun 1990an hingga 2000an. Dengan kata lain, Millenials ini adalah anak-anak muda yang saat ini berusia antara 15-35 tahun. Saya pun termasuk dalam Generasi Milenial itu sendiri.
Generasi Milenial pun adalah angkatan kerja pada abad ke 21 ini. Selain menjadi pekerja yang profesional, Millenials juga tidak ragu untuk menciptakan potensi yang bisa memenuhi kebutuhan pasar. Millenials pun harus menjadi seorang knowledge worker, pekerja yang mengolah informasi yang dimiliki menjadi pengetahuan, dan menggunakan hal tersebut untuk meraih sebuah kesuksesan.
Millenials memiliki segalanya: usia muda, gairah, semangat, pengetahuan serta teknologi. Pemanfaatan Teknologi pada zaman ini sangat berkembang pesat. Teknologi digital telah begitu merasuk dalam aktivitas mereka sepanjang hari.
Dalam hal komunikasi, Millenials terlihat sangatlah mudah dalam berhubungan sosial. Namun, bukan berarti komunikasi itu dilakukan melalui tatap muka, tetapi justru sebaliknya. Banyak dari mereka melakukan komunikasi tersebut dari teknologi yang sudah berkembang yaitu melalui social media atau juga melalui line,facebook, twitter, dsb.
Karena generasi ini hidup di era kecanggihan teknologi, dan internet menjadi kebutuhan sehari-hari, maka televisi dan koran bukanlah prioritas Millenials untuk mendapatkan berbagai informasi yang beredar. Karena Millenials juga benci dengan iklan yang seringkali muncul di televisi dengan waktu yang cukup terbuang sia-sia. Maka dari itu, Millenials lebih suka berselancar mencari informasi melalui ponsel atau laptopnya masing – masing dengan surfing melalui Google atau perbincangan yang sedang hangat di forum – forum, atau bisa dibilang, Generasi Milenial adalah generasi yang up-to-date dalam berbagai hal yang beredar mulai berita,gosip,hingga hiburan.
Jika memang generasi Milenial ini harus dihadapkan pada televisi, mereka akan tetap sembari menggunakan ponselnya entah itu sebagai mengisi waktu dalam menunggu iklan tayang, ataupun untuk tetap berhubungan dengan teman – temannya di sosial media.
Adapun yang mengatakan “Generasi Milenial kurang suka membaca secara konvensional”, pernyataan di atas ada benarnya karena, bagi generasi ini membaca didalam perpustakaan bukanlah hal yang menyenangkan lagi, tulisan dinilai hal yang memusingkan dan membosankan bagi mereka. Walaupun begitu, Millenials yang hobi membaca di perpustakaan maupun membaca buku pun masih tetap ada dan akan selalu ada. Namun sebagian besar dari mereka sudah tidak membeli ataupun meminjam buku lagi. Mereka lebih memilih membaca buku yang mereka inginkan melalui e-book. Ya, e-book adalah salah satu solusi bagi yang malas untuk pergi keluar rumah dan malas memegang buku yang tebal. Apalagi e-book tidak mengocek uang yang banyak dibanding dengan membeli buku di toko buku. Sekarang ini, sudah banyak penerbit buku yang menyediakan format e-book untuk diperjual belikan agar pembaca dapat membacanya melalui ponsel canggihnya sambil bersantai dirumahnya masing-masing.
Bahkan, untuk anak sekolahan sudah tidak perlu repot-repot mencari bimbel diluar sana yang jauh ataupun mahal. Sekitar tahun 2015an, muncul berbagai Bimbingan Belajar Online yang membantu anak-anak yang ingin belajar namun banyak kendala di sekolah ataupun di tempat les. Bimbel online pun terbukti ampuh menghasilkan generasi cerdas yang tidak kalah dengan Bimbel mahal diluar sana. Dengan adanya hal ini, tidak ada alasan lagi bila anak sekolahan merasa malas untuk pergi ke tempat les, atau lelah karena sekolah sudah sampai sore ditambah dengan jadwal les yang padat. Bimbel online merupakan solusi yang tepat untuk membantu permasalahan tersebut.
Semuanya semakin mudah dengan kecanggihan teknologi yang semakin maju ini, maka pada Generasi Milenial pun mulai banyak bertambah ditemui perilaku transaksi pembelian yang sudah tidak menggunakan uang tunai lagi alias cashless. Generasi ini lebih suka tidak repot membawa uang tunai, karena sekarang hampir semua pembelian sudah bisa dibayar menggunakan kartu maupun internet banking, sehingga lebih praktis, hanya perlu gesek atau dengan cara di tap atau lewat akun bank di internet.
Generasi ini sangatlah maju, ia melihat dunia secara tidak langsung, ia melakukan dengan cara yang berbeda yaitu berselancar didunia maya (surfing). Sehingga tidak jarang dan tidak heran, Millenials lebih maju dibandingkan orang tua mereka sendiri dalam berbagai bidang digital, tidak sedikit dari mereka yang mengajarkan teknologi pada orang tua mereka sendiri.
Teknologi memang sebuah kemajuan pada era yang mulai berkembang ini, namun Millenials perlu memperhatikan dampak negatif yang juga muncul pada ketergantungan Teknologi. Bolehlah kita maju dalam teknologi yang umumnya dibuat oleh bangsa barat, namun jangan membuat gaya hidup kita sebagai Generasi Milenial yang Cerdas di Indonesia hidup kebarat-baratan. Westernisasi tetap harus ditelaah dan di olah yang mana yang baik dan buruk. Adat Istiadat yang ada pada daerah-daerah di Indonesia janganlah kita tinggalkan, tapi haruslah kita lestarikan. Mungkin juga dengan cara pelestariannya yakni mengenalkan Budaya Indonesia di social media di Internet agar seluruh dunia pun dapat mengetahui keragaman Budaya Indonesia yang tak kalah dengan Budaya negeri lainnya.
Maka dari itu, bagaimana caranya menjadi Generasi Milenial yang baik, berpotensi, bermanfaat serta melek teknologi? Semua tergantung kepada pribadi masing-masing mau ke arah mana, menelaah yang mana yang baik dan yang tidak. Semoga para Millenials menjadi Generasi yang baik demi masa depan yang cemerlang.